REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegero (Undip) memutuskan keluar dari Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan. BEM Undip menilai, BEM SI tak lagi menunjukkan semangat persatuan mahasiswa dengan adanya perebutan posisi struktural dan justru memberikan panggung pada pemerintah.
Ketua BEM Undip, Aufa Atha Ariq, mengatakan, perebutan kekuasaan telah terjadi di internal BEM SI. "Ada konflik horizontal untuk mendapatkan jabatan struktural di BEM SI," katanya kepada Republika, Selasa (22/7/2025).
Dia pun menyayangkan adanya upaya pemerintah mencari muka di forum BEM SI. "Pemerintah mendapatkan panggung di forum yang seharusnya tidak dihadiri oleh mereka," ujar Aufa.
Dalam keterangan resminya, Aufa mengatakan, Musyawarah Nasional XVIII BEM SI Kerakyatan yang digelar pada 13-19 Juli 2025 di Padang, Sumatra Barat, seharusnya menjadi ruang strategis untuk merumuskan arah gerak mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
Namun Aufa menilai realitas di lapangan jauh dari integritas dan semangat persatuan gerakan mahasiswa. "Usai melakukan musyawarah dengan aliansi BEM Se-Undip, BEM Undip mengambil sikap untuk tidak bergabung kepada Aliansi BEM SI serta aliansi nasional manapun," kata Aufa.
Sikap BEM Undip terkait Munas BEM SI dijabarkan ke dalam enam poin berikut: