Rabu 16 Jul 2025 12:42 WIB

UBSI Guncang Dunia Edukasi! Festival AI 2025 Hadirkan Terobosan Kreatif dan Inspiratif

AI yang tidak etis akan melahirkan kekacauan.

UBSI Kampus Kalimalang menggelar AI Education and Innovation Festival 2025.
Foto: UBSI
UBSI Kampus Kalimalang menggelar AI Education and Innovation Festival 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Kalimalang kembali menjadi pusat inovasi dan inspirasi dalam gelaran AI Education & Innovation Festival 2025, pada Rabu 2 Juli 2025.

Acara prestisius ini dimeriahkan oleh kehadiran keynote speaker Dian Martin, Ketua Asosiasi Penggunaan Artificial Intelligence Indonesia (APAII) yang membawakan pidato kunci penuh wawasan tentang realitas, potensi, dan arah masa depan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

Dalam penjelasan yang memukau, Ketua APAII menggugah pemikiran peserta dengan menyatakan bahwa “AI bukan hanya sekadar GPT atau urusan teknologi informasi semata.”

Ia menyoroti bagaimana AI telah menembus batas tradisional, dari mendeteksi penyakit secara dini, mencegah penipuan triliunan rupiah seperti yang dilakukan oleh VISA, hingga menggantikan trader saham manusia dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Lebih dari itu, ia menekankan dampak AI sangat luas dan menyentuh hampir semua lini kehidupan mulai dari dunia kesehatan, pendidikan, keuangan, hingga dunia kreatif seperti freelance writing, desain grafis, dan bahkan produksi konten viral di media sosial.

“Karya animasi tanpa pengalaman bisa dibuat dalam 3 jam oleh pemula dan menembus jutaan penonton di TikTok,” ujarnya, merujuk pada fenomena akun @semesta.AI.

Namun, bukan sekadar bicara tentang kecanggihan teknologi, Ketua APAII juga menekankan urgensi nilai-nilai etika, produktivitas, dan kreativitas dalam penggunaan AI.

“AI yang tidak etis akan melahirkan kekacauan, sedangkan AI yang diarahkan secara produktif dan kreatif bisa menciptakan revolusi positif dalam dunia pendidikan dan industri,” ungkapnya dengan tegas.

Ia juga mendorong sivitas akademika, khususnya mahasiswa UBSI, untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga pionir dan produsen solusi berbasis AI yang berkelanjutan.

“Kampus seperti UBSI memiliki potensi besar sebagai penggerak utama transformasi digital yang inklusif,” tambahnya dalam keterangan yang dikutip Rabu (16/7/2025).

Event AI Education & Innovation Fest'25 yang diinisiasi Naba Aji Notoseputro, Co-Founder Yayasan BSI, bertujuan agar kampus tetap sebagai garda terdepan dalam pengembangan teknologi terutama AI maupun teknologi lainya.

Dengan event ini diharapkan mahasiswa, dosen ataupun para praktisi dapat saling berdiskusi dan berkolaborasi untuk menentukan arah pengembangan dr teknologi AI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement