Rabu 02 Jul 2025 11:40 WIB

Iran Buru Kaki Tangan Israel, 50 Orang Ditangkap, Dua Tewas

IRGC menyita sejumlah besar senjata dan amunisi militer, termasuk buatan AS.

Pasukan Garda Revolusi Iran
Foto: AP
Pasukan Garda Revolusi Iran

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menggelar operasi besar-besaran untuk menangkap kaki tangan Israel di negara itu. Lebih dari 50 teroris dan tentara bayaran dilaporan ditangkap dan dua tewas dalam operasi yang digelar di provinsi Sistan dan Baluchistan selatan.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (1/7/2025), pasukan darat IRGC mengatakan, operasi itu adalah bagian dari latihan "Martyrs of Securtiy" dan dilakukan bekerja sama dengan badan keamanan dan intelijen, serta penduduk setempat.

Baca Juga

"Orang-orang yang ditangkap berafiliasi dengan kelompok teroris yang bermarkas di bagian timur negara itu," demikian pernyataan IRGC dilansir kantor berita IRNA.

Tujuan operasional mereka, kata IRGC, termasuk menyebarkan ketidakamanan di seluruh provinsi selatan dan melakukan tindakan mengganggu terhadap infrastruktur dan sektor ekonomi. "Selain itu, sejumlah besar senjata dan amunisi militer, termasuk senjata buatan Amerika Serikat, disita dari para tahanan," kata pernyataan itu.

Upaya untuk menangkap kaki tangan potensial lainnya masih berlangsung di provinsi tersebut.

Iran menduga Israel memiliki banyak kaki tangan di negara tersebut. Mereka termasuk yang mengoperasikan drone-drone pembunuh Zionis.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu telah berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun. Zionis punya tujuan besar untuk menghancurkan Iran

"Netanyahu dan para pendukungnya sudah berbohong selama 30 tahun lebih tentang Iran yang diduga memiliki senjata nuklir," kata Rodriguez lewat unggahannya di akun X miliknya, Senin.

Ia menambahkan bahwa yang jelas niat Israel adalah melibatkan pemerintah Amerika Serikat secara militer untuk menghancurkan sebuah negara kuno yang secara historis mendukung pembentukan negara Palestina.

Iran telah berulangkali membantah tengah menyiapkan senjata nuklir. Teheran menegaskan bahwa tujuan mereka mengembangkan nuklir adalah untuk penguatan energi terbarukan. Namun Israel tak percaya.

Pada 13 Juni rezim Zionis Israel melancarkan perang yang tidak beralasan terhadap Iran dengan dalih menghancurkan program nuklir sipil Teheran. Akibatnya, lebih dari 900 orang, termasuk komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil meninggal dunia dalam agresi tersebut.

Republik Islam itu kemudian melakukan serangan balasan dengan meluncurkan Operasi True Promise III, yang mencakup 22 serangan rudal dan pesawat nirawak ke sejumlah target di seluruh wilayah pendudukan. Perang terbuka itu berhenti setelah gencatan senjata.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement