REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan program nuklir Iran yang bertujuan damai telah menjadi simbol kebanggaan dan kehormatan nasional. Dalam wawancara dengan CBS News, dia menegaskan bahwa Iran memiliki hak yang sah untuk memperkaya uranium.
"Kami juga telah melalui 12 hari perang secara terpaksa, oleh karena itu, rakyat (Iran) tidak akan mudah untuk menghentikan pengayaan," kata Araghchi, merujuk pada serangan militer Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Senin.
Dia menegaskan bahwa pengayaan uranium — teknologi inti dalam program nuklir — tidak bisa dihancurkan hanya dengan serangan bom. Ilmu pengetahuan dan keahlian teknis yang sudah dimiliki Iran tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Tentang kelanjutan perundingan dengan AS terkait program nuklir Iran, Araghchi mengatakan bahwa pintu diplomasi akan selalu terbuka. Namun, dia mengaku tidak yakin perundingan itu akan dilanjutkan dalam waktu dekat.
Dia juga mengatakan bahwa Iran meminta jaminan dari AS sebelum kembali berunding. "Kami harus memastikan bahwa Amerika tak akan menyerang kami lagi selama negosiasi," kata Araghchi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu telah berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun.
"Netanyahu dan para pendukungnya sudah berbohong selama 30 tahun lebih tentang Iran yang diduga memiliki senjata nuklir," kata Rodriguez lewat unggahannya di akun X miliknya, Senin.
View this post on Instagram