Selasa 01 Jul 2025 14:28 WIB

Pemprov Jabar Bantah Program Barak Militer Dihentikan, Dilanjut Meluas ke Sekolah

Pendidikan karakter tidak hanya untuk siswa yang memiliki perilaku khusus.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda Bogor mempersiapkan tempat tidur untuk barak militer di Yonif 315/Garuda, Gunung Batu, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/6/2025). Pemerintah Kota Bogor mempersiapkan program pendidikan di barak militer bagi anak-anak bermasalah dengan menggunakan pendekatan disiplin militer untuk membantu pembentukan karakter anak.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda Bogor mempersiapkan tempat tidur untuk barak militer di Yonif 315/Garuda, Gunung Batu, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/6/2025). Pemerintah Kota Bogor mempersiapkan program pendidikan di barak militer bagi anak-anak bermasalah dengan menggunakan pendekatan disiplin militer untuk membantu pembentukan karakter anak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat membantah tentang program mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi dihentikan. Mereka menegaskan program tersebut tetap berjalan bahkan akan dilakukan di sekolah untuk siswa yang lain.

Kepala Disdik Provinsi Jawa Barat Purwanto membantah bahwa program siswa bermasalah dikirim ke barak militer dihentikan. Ia menegaskan program Panca Waluya tetap berjalan.

Baca Juga

"Gak ada begitu (distop) cuma memang kegiatan Panca Waluya pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di Dodik tapi dilaksanakan semua di sekolah," ucap dia saat dihubungi, Selasa (1/7/2025).

Ia menyebut pendidikan karakter tidak hanya untuk siswa yang memiliki perilaku khusus atau bermasalah. Akan tetapi materi pendidikan karakter berlaku diberikan kepada seluruh siswa di sekolah. "Anak-anak yang perlakuan khusus di ke Dodik, kalau anak-anak (tidak bermasalah) di didik di sekolah," kata dia.

Purwanto mengatakan pendidikan karakter tidak hanya menyentuh siswa yang bermasalah. Akan tetapi siswa pada umumnya yang belajar di sekolah.

Pihaknya sedang merumuskan materi pendidikan karakter untuk siswa di sekolah menyangkut standar kompetensi lulusan, serta standar proses. Ia menyebut materi di Dodik diberikan oleh militer sedangkan di sekolah disampaikan oleh guru.

"Kita lagi rumuskan ke dalam kurikulum, standar kompetensi lulusan, standar proses. Pendidikan karakter harus di sekolah kalau di Dodik sama militer kalau dia sekolah sama guru," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement