Ahad 29 Jun 2025 19:05 WIB

Car Free Night Jakarta Masih Tahap Kajian, Dishub: Bisa Dilakukan Selain di Sudirman-Thamrin

Alternatif lokasi itu akan sangat variasi dengan berbagai pro dan kontra.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah warga memadati car free night (malam bebas kendaran bermotor) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024).
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Sejumlah warga memadati car free night (malam bebas kendaran bermotor) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana melaksanakan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) pada malam hari atau car free night. Rencananya, kegiatan itu bakal dilakukan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya masih terus melakukan kajian sebelum benar-benar melaksanakan car free night. Dalam kajian itu, pihaknya juga membuka peluang pelaksanaan car free night tidak dilakukan di kawasan Sudirman-Thamrin.

Baca Juga

"Saat ini kami sedang siapkan kajian komprehensifnya. Berbagai alternatif terus dimatangkan, setelah itu akan kami laporkan ke Pak Gubernur, Pak Wagub untuk dibahas, dan tentu di situ akan ada diskusi," kata dia, Ahad (29/6/2025).

Ia menjelaskan, pihaknya masih terus menghimpun aspirasi dari masyarakat terkait wacana penyelenggaraan car free night di kawasan Sudirman-Thamrin. Apabila pelaksanaan car free night di kawasan itu menimbulkan banyak kontra, pihaknya akan mencari lokasi alternatif lainnya.

Menurut Syafrin, tempat yang nantinya akan dijadikan lokasi car free night adalah kawasan yang tidak mesti di Sudirman-Thamrin. Namun, pihaknya masih belum bisa menentukan lokasi tersebut.

"Ya, bisa. Bisa saja tidak di Sudirman-Thamrin. Di beberapa lokasi yang kami usulkan itu nantinya akan dibahas secara komprehensif," ujar dia.

Syafrin menilai, alternatif lokasi itu akan sangat variasi dengan berbagai pro dan kontra yang nantinya dibahas. Menurut dia, lokasi yang dipilih adalah yang paling minim kontranya.

"Mana yang kontranya sedikit dan pro-nya banyak, itu tentu yang akan menjadi pilihan. Karena itu yang minim konfliknya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement