Jumat 20 Jun 2025 12:33 WIB

Hashim Ingin Indonesia Jadi Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia

Pasar bambu global itu mengalami peningkatan pesat.

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi, Iklim dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo. (foto ilustrasi)
Foto: PLN
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi, Iklim dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo. (foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gerakan menanam bambu di sejumlah daerah belakangan ini mendapat apresiasi positif dari Utusan Presiden Bidang Energi, Iklim dan Lingkungan Hidup, Hashim S. Djojohadikusumo. Hashim menginginkan, kedepan Indonesia menjadi Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia. Hal ini penting, karena Indonesia memiliki beragam jenis bambu dengan kualitasnya terbaik di dunia. 

“Siapa pun yang terpanggil untuk menanam bambu, baik dilakukan para penyelenggara negara seperti kepala daerah dan para menteri terkait, maupun atas inisiatif warga masyarakat, harus didukung penuh,” kata Hasyim, dalam siaran pers, Jumat (19/6/2025)/

Hal ini disampaikan Hashim yang juga adik Presiden Prabowo, saat menerima sejumlah tokoh dan pakar di bidang bambu. Salah satunya, Ketua Yayasan Bambu Indonesia, Aki Jatinika Naggamihardja.

Hashim berpendapat, manfaat dan Kegunaan bambu baik untuk kepentingan ekologis maupun ekonomis. Bambu bukan hanya menjadi kebutuhan dalam negeri Indonesia, tapi sudah mulai menjadi kebutuhan dunia saat ini.

Adapun pesan penting dari semangat menanam bambu itu, kata Hashim,  harus dimaknai sebagai wujud tingginya kesadaran dan kepedulian kita dalam merawat lingkungan hidup. “Ini sangat penting, karena masalah iklim dan lingkungan hidup itu sudah menjadi isu besar dunia. Apalagi, dalam kontek kekhawatiran warga dunia saat ini terhadap krisis iklim, berkurangnya oksigen dan panas bumi yang meningkat,” katanya.

Dalam kontek itulah, Hashim mengajak semua pihak terkait, baik di kementerian maupun provinsi dan kabupaten- kota, untuk bergerak bersama merawat lingkungan yang makin sehat. Salah satunya dengan menanam bambu yang ternyata penghasil oksigen sangat besar.

Bukan hanya itu, lanjut Hashim, dari aspek lingkungan hidup, bambu juga termasuk tananam yang memiliki kemampuan menyerap air cukup tinggi. Hal ini penting, salah satunya, untuk mengatasi masalah banjir dan tanah longsor. 

Untuk kepentingan tersebut, tegas Hashim, dari sekarang harus sudah mulai dipikirkan bagaimana cara membudidayakan bambu (hulu). Termasuk memikirkan bagaimana cara memanfaatkan bambu tersebut selain untuk kepentingan ekologis, tapi juga ekonomis (hilir).

Salah satunya, menurut Hashim, mulai dengan berbagai bentuk pelatihan, mulai dari cara menanam sampai menjadikan industri bambu. “Dan kedepan, saya ingin Indonesia menjadi pusat pelatihan dan pelestarian bambu dunia,” tegasnya.

Hashim mengakui, dalam kontek kepentingan industri bambu, kita masih jauh tertinggal dari China dengan teknologinya yang lebih maju. Sehingga, bambu bisa menjadi arang, sepatu, kain, dan herbal kesehatan yang bernilai tinggi.

Menurut Hashim, ini sebenarnya tantangan sekaligus peluang buat Indonesia. Karena kalau merujuk data dari Bamboo Global Market Report pada 2024, pasar bambu global itu mengalami peningkatan pesat. Dan ada trend kedepan makin meningkat.

Hashim menyebut sejumlah negara seperti Amerika Serikat, India, Jerman dan bahkan China sendiri sekarang mulai tertarik untuk investasi bambu di Indonesia. Kenapa? Karena bambu Indonesia yang khas dengan berumpunnya dinilai paling berkualitas.

“Harusnya ini menjadi peluang besar secara ekonomi. Apalagi, sejarah panjang bangsa ini tak terlepas dari bambu. Dari namanya saja, orang Inggris menyebutnya bamboo. Ini artinya, bambu itu memang milik kita dan harta karun kita,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement