Oleh: Israr Itah, jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah sebulan Tranjabodetabek jurusan Vida - Cawang Sentral PP beroperasi. Sejak diluncurkan pada 15 Mei lalu, angkutan baru ini langsung menjadi pilihan warga Bekasi maupun Jakarta.
Saya mencoba menjajal moda transportasi ini pada akhir pekan ini, Ahad (15/6/2025). Untuk mengetahui apakah Transjabodetabek Perumahan Vida - Cawang ramah anak, saya membawa anak lelaki saya Zayid yang masih berusia 3 tahun 2 bulan.
Awalnya, saya mengendarai mobil dari rumah saya di Bintara, Bekasi menuju Hotel Cawang Sentral atau Swiss-Bellin Cawang. Saya memarkir mobil di lahan parkir tepat di sebelah hotel tersebut. Biasanya, lahan ini digunakan oleh para tamu hotel atau orang-orang yang menggunakan mobil, tapi kemudian hendak berganti moda transportasi menggunakan LRT atau Transjakarta.
Saya keliru memilih halte. Ternyata yang saya masuki adalah Halte Cawang yang dulu bernama Cawang BNN. Sementara, untuk mengakses Transjabodetabek B41, kita harus naik di Halte Cawang Sentral yang dulu bernama Cawang UKI. Asal tahu saja, ada lima halte Transjakarta yang menggunakan kata Cawang. Jadi, sepertinya wajar saya keliru karena dalam setahun, bisa dihitung dengan jari sebelah tangan saya menggunakan Transjakarta. Itu pun tak pernah dari seputaran Cawang.
Tak masalah karena dari Halte Cawang, saya hanya perlu menaiki Transjakarta jurusan Pinang Ranti atau Kampung Rambutan yang pasti melewati Halte Cawang Sentral. Cawang Sentral merupakan pemberhentian pertama dari Halte Cawang.
Saya tiba di Cawang Sentral pada pukul 10.48. Setelah bertanya kepada petugas, saya diarahkan ke Gate N. Di gate ini, Transjabodetabek B41 menaikkan penumpang yang hendak mengarah ke Bekasi, juga Transjakarta yang menuju Pancoran (7D), Pluit (9), dan Bundaran Senayan (9C). Posisinya Gate N ini hampir persis menghadap ke Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Butuh waktu sekitar 14 menit sampai angkutan yang saya tunggu datang. Dengan kapasitas kursi untuk 29 orang, hanya dua orang yang berdiri. Tak sampai semenit, bus langsung berjalan mengambil rute menuju Halim dan masuk ke Tol Jakarta-Cikampek.
Hanya butuh 12 menit untuk sampai di pemberhentian pertama di Jatibening 1. Di sini, bus-bus jurusan Jakarta-Bekasi PP atau antarkota bisanya menurunkan atau menaikkan penumpang. Di sini, bus yang saya tumpangi hanya menurunkan penumpang. Tak ada yang naik menuju ke Bekasi.