Jumat 13 Jun 2025 15:56 WIB

Bela Israel, Kanselir Jerman: Iran tak Boleh Dibiarkan Merancang Senjata Nuklir

Kanselir Jerman mengaku telah ditelepon oleh Netanyahu soal kabar serangan ke Iran.

Kanselir Jerman Friedrich Merz
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Kanselir Jerman Friedrich Merz

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dalam situasi ketegangan antara Israel dan Iran, Jerman kembali menegaskan dukungannya terhadap entitas zionis itu. Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan, pihaknya yakin bahwa Israel berhak untuk "membela eksistensinya." Ia juga menekankan, Iran jangan sampai dibiarkan mengembangkan persenjataan nuklir.

Bagaimanapun, Jerman menginginkan agar kedua belah pihak yang sedang bertikai itu segera menahan diri. Sebab, lanjutnya, konflik yang terjadi dapat memperburuk eskalasi, terutama situasi di Timur Tengah.

Baca Juga

"Kami menyerukan kedua belah pihak agar dapat menahan diri dari langkah-langkah yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan memperburuk situasi seluruh kawasan (Timur Tengah)," kata Merz, Jumat (13/6/2025).

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Jazeera, Jumat (13/6/2025), Merz mengungkapkan bahwa dirinya telah diberi tahu perihal serangan Israel dari Benjamin Netanyahu. Ia mengaku telah berbicara via sambungan telepon dengan perdana menteri Israel itu.

Namun, belum jelas apakah panggilan tersebut berlangsung sebelum serangan terjadi, sebagaimana dilaporkan Majalah Spiegel dari Jerman.

Merz menyatakan bahwa setelah percakapan itu, ia menggelar pertemuan dengan kabinet. Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Jerman memutuskan untuk meningkatkan perlindungan terhadap komunitas Yahudi dan warga Israel di Jerman. Pihaknya juga mengambil semua langkah yang diperlukan demi melindungi warga negara Jerman di luar negeri.

Ia menambahkan, Jerman sedang melakukan koordinasi secara intensif dengan negara-negara sekutu, termasuk Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Prancis.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement