REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk mengalami pasang surut sepanjang tahun.Tetapi semuanya buyar pada Kamis (5/6/2025). Selama berbulan-bulan kedua tokoh ini diperlihatkan kompak di pemerintahan Trump. Elon, pemilik Tesla dan SpaceX, kini berbalik dan menolak RUU Pajak baru yang diusulkan Trump.
Kamis kemarin Musk melangkah lebih jauh dengan menyarankan bahwa presiden AS harus dimakzulkan. Dalam serangkaian posting media sosial, Musk meluncurkan serangan pribadi terhadap Trump, yang berpuncak pada klaim, dibuat tanpa bukti, bahwa Trump ada dalam “file Epstein”.
File Epstein adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan mendiang pelaku seks Jeffrey Epstein. Termasuk di dalamnya log perjalanan dan daftar tamu yang terkait dengannya dan rekan-rekannya. Sebagian dari file Epstein tetap rahasia, memicu rasa ingin tahu dan teori konspirasi tentang siapa yang mungkin disebut. Kemarin, Elon langsung menuding Trump ada di dalam file ini.
Trump, sementara itu, menanggapi gayanya yang khas, amat percaya diri, di media sosialnya sendiri. Trump mengklaim dia meminta Musk untuk meninggalkan perannya di Gedung Putih dan menyarankan pemotongan subsidi pemerintah dan kontrak yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan miliarder itu.
Apa sebenarnya yang terjadi antara Elon dan Trump? Apa yang mungkin terjadi selanjutnya bagi kedua pria yang sering digambarkan sebagai orang terkaya di dunia dan yang paling kuat di dunia ini?