Rabu 24 Sep 2025 08:49 WIB

Trump Bertemu Prabowo Hingga Erdogan, Tawarkan Visi Akhiri Perang di Gaza

Presiden Trump meminta pemimpin regional yang ditemuinya mengirim pasukan perdamaian.

Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah kepala negara bertemu Presiden AS Donald John Trump di New York, Selasa (23/9/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah kepala negara bertemu Presiden AS Donald John Trump di New York, Selasa (23/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump diperkirakan akan menawarkan rencana dan membahas visinya untuk mengakhiri perang Israel di Gaza dan masa depan daerah Palestina yang sebagian besar telah hancur. Tawaran itu disampaikan Trump kepada para pemimpin Arab dan negara Muslim saat pertemuan di New York pada Selasa (24/9/2025).

Trump mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dari Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), New York, menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt. Trump membahas bagaimana militer Israel dapat menarik diri dari Gaza di masa mendatang.

Baca Juga

Trump juga ingin para pemimpin regional yang ditemuinya mengirimkan pasukan untuk menjaga ketertiban, dan bagaimana proses transisi dan pembangunan kembali dapat dimulai dan didanai. Hasil pertemuan itu dilaporkan sumber-sumber Israel dan Arab yang tidak disebutkan namanya kepada Channel 12 milik Israel dan Axios yang berbasis di AS sebagaimana dilaporkan Aljazeera.

Presiden RI Prabowo Subianto yang ikut menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan dalam sesi konferensi tingkat tinggi di PBB pada Senin (23/9/2025), negaranya siap untuk menyediakan pasukan penjaga perdamaian di Gaza. Konferensi tentang solusi dua negara agar Palestina merdeka diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi.

"Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian," ujarnya, pada hari ketika Prancis dan beberapa negara lain mengakui kenegaraan Palestina, bergabung dengan Inggris, Kanada, Australia, Portugal, dan negara-negara lain yang telah mengambil langkah lebih awal.

Rencana Gaza dilaporkan tidak dirancang oleh Israel, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah diberitahu tentang detailnya. Rencana tersebut diyakini mempertimbangkan keterlibatan Otoritas Palestina (PA) di bawah Presiden Mahmoud Abbas pada masa mendatang, sesuatu yang berulang kali dikatakan Israel tidak akan ditoleransi.

Rencana tersebut tidak melihat peran Hamas, yang dituntut AS dan Israel untuk dilucuti dan dilenyapkan. Perundingan gencatan senjata mengalami kemajuan pada awal bulan ini, ketika militer Israel melancarkan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Qatar, dalam upaya untuk membunuh pimpinan tertinggi Hamas.

Kelompok bersenjata Palestina tersebut mengatakan telah menyetujui proposal yang diajukan, dan Israel mengeklaim telah menerimanya beberapa jam sebelum melancarkan serangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement