REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar kegiatan bertajuk Pendampingan dan Review Eksternal Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Langkah ini menegaskan peran UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif yang terus berbenah dan berinovasi dalam menjaga mutu akademik dan manajerial.
Kegiatan pendampingan berlangsung pada Senin, 19 Mei 2025, bertempat di Ruang Rapat Lantai 8, Gedung Rektorat UBSI, Jl. Kramat Raya No.98, Jakarta Pusat. UBSI menghadirkan dua fasilitator dari LLDIKTI Wilayah III sebagai narasumber utama, yang memberikan arahan teknis dan masukan strategis terkait implementasi SPMI di lingkungan perguruan tinggi.
Pendampingan ini menyasar seluruh siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) dengan tujuan memperkuat implementasi dokumen mutu di lingkungan UBSI. Fasilitator Magdalena Surjaningsih Halim dan Ayu Herzanita Yufrizal memberikan panduan teknis serta telaah kritis terhadap dokumen-dokumen mutu yang telah disusun, termasuk penyesuaian dengan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023.
“Dokumen mutu yang rapi saja tidak cukup, harus ada eksekusi yang konsisten dan terukur. UBSI sudah berada di jalur yang tepat,” kata Magdalena dalam sesi diskusi.
Salah satu fokus utama adalah penataan dokumen, khususnya dengan memisahkan dokumen manual pelaksanaan standar dari lembar pengesahan agar lebih terstruktur. Selain itu, dilakukan penguatan pada dokumentasi hasil Audit Mutu Internal (AMI), Rapat Tinjauan Manajemen (RTM), serta Evaluasi Diri Institusi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan perbaikan mutu yang lebih konkret, terukur, dan sistematis dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya pendekatan berbasis risiko atau Risk-Based Quality Assurance. Setiap unit di UBSI diharapkan menyusun risk register berdasarkan temuan AMI dan capaian kinerja, serta mengidentifikasi isu strategis yang berulang namun belum ditindaklanjuti secara optimal.
Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah III Tri Munanto mengatakan bahwa pendampingan bukan sekadar kegiatan administratif. “Kami ingin setiap perguruan tinggi tidak hanya menulis rencana, tapi benar-benar melakukan perbaikan. Itu yang jadi indikator kualitas sesungguhnya,” tegasnya.
Rektor UBSI Mochamad Wahyudi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting UBSI dalam membangun sistem mutu yang relevan dengan tantangan masa kini.
“Budaya mutu harus dibangun dari kesadaran seluruh elemen kampus, bukan hanya oleh tim penjaminan mutu. Ini bagian dari komitmen kita sebagai institusi pendidikan modern,” ungkapnya.
Turut hadir dalam acara ini, tim LLDIKTI Wilayah III lainnya yakni Wilhelmus Jeremy G. dan Syifa Luthfiah Fatimah. Keduanya juga terlibat aktif dalam proses diskusi dan validasi dokumen.
Kegiatan ditutup oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Diah Puspitasari, yang menyatakan UBSI akan segera melakukan tindak lanjut nyata, mulai dari perbaikan dokumen, pembaruan referensi, hingga integrasi sistem informasi mutu internal yang lebih kuat dan transparan.
“Dengan pelaksanaan kegiatan ini, UBSI mempertegas posisinya sebagai perguruan tinggi yang adaptif dan berorientasi pada mutu. Pendampingan SPMI ini bukan hanya menjadi bagian dari kewajiban regulasi, tetapi sebagai langkah strategis menuju kampus yang unggul dan berdaya saing global di era digital,” ujar dia.