Kamis 22 May 2025 21:24 WIB

Banjir Bandang Australia Tewaskan Tiga Orang, Ribuan Warga Terisolasi

Sejumlah kota terputus aksesnya akibat genangan air yang meluas.

Kondisi banjir di Port Macquarie, New South Wales, Australia, Kamis (22/5/2025).
Foto: AAP
Kondisi banjir di Port Macquarie, New South Wales, Australia, Kamis (22/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES – Banjir bandang yang melanda negara bagian New South Wales, Australia, menewaskan sedikitnya tiga orang dan mengisolasi puluhan ribu warga. Sejumlah kota terputus aksesnya akibat genangan air yang meluas.

Pemerintah setempat memperingatkan hujan deras masih akan terus mengguyur selama 24 jam ke depan, terutama di kawasan Hunter dan Mid North Coast. Wilayah Mid North Coast diperkirakan tetap berada dalam status siaga tinggi karena curah hujan ekstrem.

Polisi melaporkan, jenazah seorang pria berusia 63 tahun ditemukan di rumahnya yang terendam di Taree, sekitar 300 kilometer dari Sydney. Sementara itu, jenazah pria berusia 30-an ditemukan di kawasan banjir Mid North Coast. Ia sebelumnya dilaporkan hilang.

Korban ketiga adalah perempuan berusia 60-an yang ditemukan meninggal di dalam kendaraannya, sebelah barat Coffs Harbour. Menurut polisi, petugas sempat memperingatkan korban agar tidak memaksa melintasi banjir pada Rabu (21/5/2025) malam, namun perempuan itu tetap melaju dan kemudian meminta bantuan. Upaya penyelamatan gagal dilakukan tepat waktu.

Pihak kepolisian menyatakan satu orang lainnya masih dinyatakan hilang dan proses pencarian terus dilakukan. “Bencana alam ini sangat mengerikan bagi masyarakat kami,” kata Perdana Menteri New South Wales Chris Minns, Kamis (22/5/2025).

Pemerintah telah mengeluarkan 140 peringatan banjir, dan sekitar 50 orang diminta bersiap untuk mengungsi. “Ada 9.500 properti di sekitar lokasi kejadian. Jadi, kita masih jauh dari kata aman,” ujar Minns.

Lebih dari 100 sekolah diliburkan, dan puluhan ribu properti mengalami pemadaman listrik. Kota Cundletown di Mid North Coast termasuk yang paling terdampak. Nicole Sammut, seorang perawat di panti wreda setempat, mengatakan kotanya benar-benar terisolasi.

“Saya datang untuk bekerja pada Selasa (20/5/2025) dan tidak bisa pulang,” ujarnya. Tempat kerjanya memang berada di atas bukit, namun kini dikelilingi air. “Kami terisolasi. Saya tidak pernah melihat air setinggi ini,” tambahnya.

Ketinggian air Sungai Manning di dekat Taree tercatat mencapai level tertinggi dalam 100 tahun terakhir.

Warga Old Bar, Sherinah Peck, dievakuasi pada Rabu pukul 2 pagi. Namun, rumah dan barang-barangnya tersapu banjir.

Sejumlah perabotan bahkan ditemukan terdampar di pantai. Saat mencari sepeda peninggalan mendiang ibunya di tengah puing dan bangkai hewan ternak, ia terserempet sapi yang panik diterjang ombak dan mengalami luka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement