REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gencatan senjata antara India dan Pakistan efektif diberlakukan sejak Sabtu (10/5/2025) pukul 16.30 (Standar Waktu Pakistan), dengan Amerika Serikat (AS) menjadi perantaranya. Media CNN melaporkan, adalah India, bukan Pakistan yang menghubungi Washington untuk meminta terjadinya gencatan senjata.
Menurut reporter CNN Nic Robertson, ia memperoleh informasi dari seorang sumber yang berada dalam satu ruangan bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio saat upaya gencatan senjata tengah didiskusikan. Dan, Rubio disebutnya memainkan peranan penting dalam menghentikan eskalasi perang antara India dan Pakistan.
Menurut CNN, usai agresi India, Pakistan sempat menghentikan aktivitas militer mereka untuk memberikan kesempatan pada opsi diplomasi. Namun, India kemudian malah mengambil kesempatan sikap menahan diri Pakistan dengan menyerang tiga pangkalan udara Pakistan, yang salah satunya berada di ibu kota Islamabad.
Usai pangkalan udaranya dibombardir, Pakistan kemudian merespons dengan melancarkan roket dan rudal secara masif dan tiada henti ke wilayah India, menargetkan depot-depot persenjataan, pangkalan udara, dan pos militer. Pos-pos militer India di Garis Kontrol perbatasan juga menjadi target.
Menurut reporter CNN, saat serangan roket dan rudal dilancarkan Pakistan, India merasa dalam posisi yang tidak menguntungkan karena tidak mengira sebegitu masifnya serangan balik Pakistan. Pemerintah India pun kemudian mengontak Washington dan menteri-menteri Arab Saudi, hingga Turki, dan meminta proses diplomasi diambil.
Pakistan and India - a ceasefire that almost didn't happen pic.twitter.com/FWHxKEYFYy
— Nic Robertson (@NicRobertsonCNN) May 10, 2025