REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Oman pada Selasa (6/7/2025) mengumumkan keberhasilan mereka memediasi upaya gencatan senjata antara AS dan militan Houthi di Yaman. Presiden AS Donald Trump pun mengonfirmasi tercapainya gencatan senjata itu, dengan mengklaim bahwa Houthi tak akan lagi melakukan serangan terhadap kapal-kapal komersial.
“Setelah diskusi dan kontak baru-baru ini yang dilakukan oleh Kesultanan Oman dengan AS dan otoritas terkait di Sana'a, di Republik Yaman, dengan tujuan de-eskalasi, upaya-upaya tersebut telah menghasilkan kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak,” kata Menteri Luar Negeri Oman Badr Albusaidi dalam sebuah pernyataan pada X.
“Di masa mendatang, tidak ada pihak yang akan menargetkan pihak lain, termasuk kapal-kapal Amerika, di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, untuk memastikan kebebasan navigasi dan kelancaran arus pengiriman komersial internasional,” tambahnya.
Houthi mulai menyerang jalur pelayaran di Laut Merah dan Laut Arab setelah perang Israel di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina. Sebagai balasan, pada Maret lalu, Trump mulai melancarkan operasi militer terhadap kelompok Yaman tersebut.
Serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial yang melintas di Luat Merah diperkirakan telah mendisrupsi ongkos perdagangan dunia hingga 1 triliun dolar AS akibat naiknya biaya pengiriman dan asuransi kapal.
