REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jambi Al Haris meminta semua penceramah dan dai di daerah itu agar ikut bersama-sama menyatakan 'perang' terhadap judi online melalui ceramah keagamaan di masyarakat.
"Saya minta para penceramah dan Dai agar mengambil peran karena banyak hal yang bisa dilakukan dari sisi yang berbeda namun tujuannya sama terutama dalam pemberantasan judi online," kata Gubernur Al Haris di Jambi, Kamis.
Ia menjelaskan Jambi memiliki banyak penceramah, untuk itu diharapkan mereka membantu pemerintah mengkampanyekan anti judi online dalam setiap memberikan tausiyah. Organisasi keagamaan merupakan mitra pemerintah oleh sebab itu, diharapkan kelompok tersebut memiliki peran yang sama dalam mengisi pembangunan di Provinsi Jambi.
Al Haris menerangkan pada 2022 Jambi masuk peringkat empat besar penyalahgunaan narkoba. Seiring waktu kasus tersebut turun hingga menjadi ranking 26 secara nasional. Judi online saat ini menjadi masalah serius di Jambi, yang paling banyak terjerumus merupakan usia produktif atau anak-anak yang masih mengenyam pendidikan sekolah.
Gubernur mengakui kegagalan para orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada mereka. Gerakan kampanye penolakan jugi online sudah disuarakan, namun hal tersebut diharapkan bukan sekedar kegiatan seremonial semata.
"Gerakan antijudi online jangan sekadar seremonial, perlu gerakan orang tua termasuk para penceramah dan dai kita sama sama intervensi untuk hal itu," harapnya.
Sementara itu Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Jambi Iskandar Nasution menyampaikan sebagai organisasi Islam pihaknya akan melakukan sinergitas bersama pemerintah, pemangku kebijakan dan lapisan masyarakat agar ikut serta menyuarakan antijudi online ke masyarakat.
"NU siap membantu dan berkontribusi mengatasi judi online ini, melalui lembaga kami," katanya.
Nahdatul Ulama akan membuat gerakan di pondok pesantren dan lingkungan yang lebih luas menolak kegiatan menyimpang seperti judi online.