Jumat 21 Mar 2025 18:04 WIB

Toko Bangunan Hingga Warteg Jakarta 'Dipalak' THR, Ini Ormas yang Minta Kata Pengusaha

Seorang pemilik toko bangunan mengaku hampir jelang lebaran didatangi ormasi.

Rep: Bayu Adji PĀ / Red: Teguh Firmansyah
Surat permintaan dari ormas kepada pelaku usaha untuk pemberian jatah THR
Foto: Republika
Surat permintaan dari ormas kepada pelaku usaha untuk pemberian jatah THR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan oknum organisasi masyarakat (ormas) kerap menjadi benalu bagi para pelaku usaha menjelang Lebaran. Pasalnya, tempat usaha mereka tidak jarang menjadi sasaran pungutan ormas yang ingin mendapatkan tunjangan hari raya (THR).

Salah seorang pemilik toko bangunan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahmad (48 tahun), mengaku hampir setiap menjelang Lebaran pasti didatangi ormas untuk meminta THR. Karenanya, mau tidak mau ia harus memberikan THR kepada mereka.

Baca Juga

"Ada di sini ormas yang minta THR. Biasanya saya kasih Rp 200 ribu," kata dia kepada Republika, Jumat (21/3/2025).

Menurut dia, anggota ormas yang meminta THR ke toko bangunannya itu merupakan warga sekitar. Ia pun mengaku kenal secara pribadi dengan anggota ormas itu.

Ia menilai, orang itu biasanya selalu datang setiap menjelang Lebaran untuk meminta THR atas nama ormas. Permintaan itu biasanya langsung disampaikan tanpa adanya surat edaran. "Karena saya kenal juga, ya sudah dikasih. Enggak enak juga, soalnya di belakang sering ketemu," ujar Ahmad.

Sebagai pelaku usaha, Ahmad mengaku sedikit jengkel dengan keberadaan ormas tersebut. Namun, ia tetap bisa menerimanya. Pasalnya, hanya ada satu ormas yang meminta THR di tempat toko bangunannya berdiri.

"Jadi anggep aja sedekah. Soalnya yang minta juga cuma satu, saya kenal juga orangnya," kata dia.

Kedatangan permintaan THR dari ormas tidak hanya dirasakan oleh Ahmad. Candra (25), salah seorang pengusaha warung nasi atau warteg di kawasan Meruya, Jakarta Barat, juga merasakan hal serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement