Ahad 16 Mar 2025 11:49 WIB

Komnas HAM: Kaji Ulang Rencana Perluasan Kewenangan TNI-Polri

Komnas usul revisi 8 pasal revisi RUU Kepolisian dan 5 pasal RUU TNI.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
DPR menetapkan revisi Undang-Undang Kementerian Negara, UU TNI, dan UU Polri menjad RUU usul inisiatif DPR dalam rapat paripurna ke-18 Masa Persidangan V tahun Sidang 2023-2024, di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
DPR menetapkan revisi Undang-Undang Kementerian Negara, UU TNI, dan UU Polri menjad RUU usul inisiatif DPR dalam rapat paripurna ke-18 Masa Persidangan V tahun Sidang 2023-2024, di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah memperluas kewenangan TNI-POLRI menjadi perhatian publik. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai perluasan kewenangan dua institusi tersebut melalui revisi Undang Undang perlu ditinjau ulang.

Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Saurlin P Siagian menyampaikan lembaganya telah melakukan kajian cepat RUU Kepolisian dan RUU TNI.

Baca Juga

"Kami mengusulkan adanya revisi terhadap delapan pasal dalam RUU Kepolisian dan lima pasal dalam RUU TNI. Terdapat pasal-pasal yang menurut kajian kami perlu untuk diperbaiki atau dihapus karena dinilai kurang sesuai dengan semangat pemajuan hak asasi manusia," kata Saurlin dalam keterangan pers pada Ahad (16/3/2025).

Terkait dengan peningkatan kesejahteraan anggota polisi dan prajurit TNI, Komnas HAM mendukung. Namun untuk perluasan kewenangan menurut Saurlin perlu adanya kajian ulang berdasarkan evaluasi pelaksanaan kedua undang-undang.

“Komnas HAM mendukung peningkatan kesejahteraan anggota Kepolisian dan TNI. Namun, perluasan kewenangan kedua institusi tersebut perlu dikaji ulang," ujar Saurlin.

Oleh karena itu, Saurlin memandang Pemerintah dan DPR perlu untuk melakukan evaluasi dari pelaksanaan kedua undang-undang yang berlaku saat ini. "Hal ini penting agar kedua RUU yang diusulkan memiliki dasar yang kuat," ujar Saurlin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement