Kamis 06 Mar 2025 04:11 WIB

Terungkap, AS Lakukan Pembicaraan Rahasia dengan Hamas

Israel tak dilibatkan dalam perundingan AS-Hamas.

Pejuang Hamas dan Jihad Islam menahan kerumunan saat mobil yang membawa sandera Israel, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan , Kamis 30 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Pejuang Hamas dan Jihad Islam menahan kerumunan saat mobil yang membawa sandera Israel, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan , Kamis 30 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan telah melakukan pembicaraan rahasia dengan kelompok pejuang Palestina Hamas dalam upaya untuk menjamin pembebasan sandera AS yang masih ditahan di Gaza. Ini hal yang belum pernah terjadi sejak 1997.

Kepastian soal itu disampaikan dua sumber yang mengetahui percakapan tersebut kepada Reuters. Utusan AS untuk urusan penyanderaan, Adam Boehler, mempunyai kewenangan untuk bernegosiasi langsung dengan Hamas, kata Gedung Putih ketika ditanya tentang diskusi tersebut. Hal ini bertentangan dengan kebijakan lama yang melarang negosiasi dengan kelompok yang telah ditetapkan AS sebagai organisasi teroris.

Baca Juga

Boehler dan Hamas bertemu di Doha dalam beberapa pekan terakhir, kata sumber tersebut. Tidak jelas siapa yang mewakili Hamas. AS telah lama menghindari keterlibatan langsung dengan kelompok Islam tersebut, yang melakukan serangan lintas batas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, dan dibalas dengan serangan genosidal oleh Israel ke Jalur Gaza yang menghancurkan. 

Departemen Luar Negeri AS menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 1997. Peran AS sebelumnya dalam membantu menjamin gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dalam konflik Gaza adalah dengan menjalin hubungan dengan mediator Israel, Qatar, dan Mesir, namun tanpa adanya komunikasi langsung antara Washington dan Hamas.

“Jika menyangkut perundingan yang Anda maksud, pertama-tama, utusan khusus yang terlibat dalam perundingan tersebut memiliki wewenang,” kata sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan. Dia mengatakan Israel telah diajak berkonsultasi tetapi tidak menyebutkan apakah hal ini dilakukan sebelum atau sesudah perundingan, dan dia menggambarkannya sebagai bagian dari "usaha itikad baik Presiden Donald Trump untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika."

Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa perundingan tersebut fokus pada pembebasan sandera Amerika yang masih ditahan di Gaza. Namun salah satu sumber mengatakan pembicaraan tersebut juga mencakup diskusi mengenai kesepakatan yang lebih luas untuk membebaskan semua sandera yang tersisa dan bagaimana mencapai gencatan senjata jangka panjang. 

Leavitt ditanya apakah pembicaraan dengan Hamas juga mencakup usulan kontroversial Trump agar AS mengambil alih Gaza. Dia menyarankan bulan lalu agar Gaza yang dilanda perang diubah menjadi resor bergaya Riviera setelah penduduknya dimukimkan kembali di tempat lain, sebuah gagasan yang ditolak di dunia Arab dan dikutuk oleh kelompok hak asasi manusia sebagai pembersihan etnis.

“Ini adalah pembicaraan dan diskusi yang sedang berlangsung. Saya tidak akan menjelaskannya secara rinci,” katanya. “Ada nyawa orang Amerika yang dipertaruhkan.” Salah satu sumber mengatakan upaya tersebut mencakup upaya untuk membebaskan Edan Alexander dari Tenafly, New Jersey, yang diyakini sebagai sandera Amerika terakhir yang ditahan oleh Hamas. Dia muncul dalam video yang diterbitkan oleh Hamas pada November 2024. Empat sandera AS lainnya dinyatakan tewas secara inabsentia oleh otoritas Israel.

Israel menyatakan mengetahui bagian-bagian dari perundingan tersebut melalui berbagai saluran lain selain AS sendiri, kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya kepada Axios. Meskipun fokus perundingan adalah pada pembebasan tawanan AS, pembicaraan tersebut juga mencakup diskusi tentang pembebasan semua tawanan yang tersisa, kata sumber tersebut. 

Konsul Jenderal Israel di New York, Ofir Akunis, menanggapi laporan pembicaraan langsung tersebut dengan mengatakan, “Mereka bisa berbicara dengan Hamas, tidak apa-apa.” Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Akunis mengatakan: “Jika Gedung Putih ingin berbicara langsung dengan Hamas dan menekan mereka untuk melepaskan lebih banyak sandera, kami akan senang melihat lebih banyak sandera bersama keluarga mereka.”

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement