Rabu 05 Mar 2025 18:20 WIB

Hamas Sambut Baik Proposal Pemimpin Arab untuk Rekonstruksi Gaza, Israel dan AS Menolak

Pemimpin negara-negara Arab kembali menolak rencana pemindahan paksa warga Gaza.

Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, menyambut baik rencana rekonstruksi Jalur Gaza yang disepakati pada Selasa (4/3/2025) dalam KTT darurat negara-negara Arab di Kairo. Hamas juga mendukung seruan KTT untuk memboikot Israel secara politik dan ekonomi.

KTT tersebut menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa rakyat Palestina dari tanah mereka, menyebut rencana Mesir sebagai “rencana Arab yang komprehensif” serta menegaskan komitmen untuk memberikan dukungan finansial, material, dan politik bagi pelaksanaannya.

Baca Juga

Dalam pidatonya di KTT, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan bahwa Mesir telah menyusun rencana rekonstruksi Gaza tanpa memindahkan penduduknya. Al-Sisi menyerukan dukungan internasional dan regional untuk rencana tersebut serta pembentukan dana khusus guna merealisasikannya.

Dalam pernyataannya usai KTT, Hamas menyatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan langkah penting menuju keselarasan Arab dan Islam dalam mendukung perjuangan Palestina, terutama di tengah serangan Israel yang terus berlanjut serta upaya pemindahan paksa di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.

Hamas memuji para pemimpin Arab yang menolak segala upaya untuk mengusir rakyat Palestina atau melemahkan perjuangan nasional mereka, dengan menyebutnya sebagai pesan bersejarah bahwa peristiwa Nakba kedua tidak akan dibiarkan terjadi.

Kelompok tersebut juga menyambut baik seruan boikot terhadap Israel secara komersial dan politik, menggambarkannya sebagai langkah strategis yang sangat efektif untuk mengisolasi Israel dan menekan negara tersebut agar mematuhi hukum internasional.

Hamas mendesak agar semua langkah diambil guna memastikan keberhasilan rencana rekonstruksi. Selain itu, Hamas juga mengapresiasi upaya Mesir dalam mempersiapkan konferensi internasional untuk rekonstruksi Gaza serta mendukung pembentukan komite pendukung masyarakat guna mengawasi bantuan, rekonstruksi, dan tata kelola Gaza sebagai bagian dari negara Palestina.

Hamas menekankan pentingnya implementasi rencana rekonstruksi, percepatan penyaluran bantuan kemanusiaan, serta upaya memperkuat gencatan senjata dan memastikan penerapan kesepakatannya. Dalam konferensi pers, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menegaskan bahwa rencana rekonstruksi Gaza yang diajukan Mesir merupakan respons dunia Arab terhadap usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi penduduk Gaza.

photo
Poin Kesepakatan Gencatan Senjata - (Republika)

 

 

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement