Sabtu 22 Feb 2025 07:02 WIB

Apa Motif Megawati Larang Kader PDIP Ikut Retret? Ini Analisis Pakar Politik Unpad

Prabowo dinilai akan sulit untuk mengorkestrasi hubungan pemerintah pusat dan daerah.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah ketum PDIP Megawati Soekarnoputri melarang kader Banteng Moncong Putih untuk ikut retret kepala daerah di Akmil Magelang menuai kontroversi. Apakah langkah itu sebagai bentuk pembangkangan, perlawanan atau hanya sekadar upaya untuk meningkatkan posisi tawar Megawati di mata pemerintah pascapenahanan Sekjen PDIP Hasto oleh KPK.  

Pakar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina menilai sikap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait retret kepala daerah, menunjukkan bahwa PDIP masih ingin diperhitungkan dalam konstelasi kekuasaan saat ini.

Baca Juga

"Sikap ini jelas menunjukkan bahwa PDIP masih ingin diperhitungkan dalam konstelasi kekuasaan saat ini," kata Caroline saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Sebagai gambaran, jumlah kepala daerah yang dilantik Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2), mencapai 961 orang. Sementara itu kepala daerah dari PDIP yang mengikuti arahan Megawati di sekolah partai, Rabu (19/2), mencapai 177 orang.

Caroline mengatakan jumlah kepala daerah yang banyak dari partai berlambang banteng moncong putih itu dapat meningkatkan kekuatan partai itu apabila respons publik terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah saat ini melemah.

"Artinya, ini menjadi semacam investasi politik ke depan untuk menunjukkan eksistensi PDIP," ujarnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti melihat akan ada kesulitan bagi pemerintahan Prabowo untuk mengorkestrasi hubungan pemerintah pusat dan daerah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement