Senin 17 Feb 2025 17:08 WIB

Menbud Fadli Zon Percaya Indonesia Adalah Kunci Teori Evolusi Manusia Purba

Indonesia adalah rumah dari 60 persen temuan fosil-fosil homo erectus.

Homo Erectus.
Foto: Live Science
Homo Erectus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan posisi Indonesia sebagai peradaban tertua di dunia. Hal ini ia nyatakan dalam diskusi bertajuk "Penemuan Pithecantropus erectus dubois dari Trinil: Menguak Misteri Evolusi Manusia" yang digelar di Jakarta, Senin (17/2/2025).

Indonesia, kata Fadli, memegang peran yang tak tergantikan dalam narasi besar perjalanan panjang evolusi manusia. Mengutip dari para arkeolog, antropolog, dan paleontog, Menbud mengatakan Indonesia adalah rumah dari 60 persen temuan fosil-fosil homo erectus. Umur fosil-fosil tersebut lebih dari 500 ribu tahun yang lalu. 

“Menjadikan nusantara sebagai kunci untuk adaptasi dan evolusi manusia awal,” kata Fadli Zon dalam rekaman pidato kuncinya. Diskusi menghadirkan berbagai macam pakar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional, membahas pentingnya temuan Eugene Dubois, serdadu Belanda yang juga peneliti awal fosil, bagi perkembangan ilmu pengetahuan manusia purba. 

Tahun ini tepat 130 tahun penemuan Dubois atas fosil terutama Pithecantropus erectusTemuan ini dianggap sangat penting hingga kini. Dr Harry Widianto, peneliti BRIN, memaparkan, ada dua arti penting temuan fosil Pithecanthropus erectus. Pertama, di abad ke-19 saat Dubois menemukan fosil di Ngawi, Sangiran, dan Pacitan, belum ada peneliti manapun di belahan dunia yang menemukan fosil seperti itu. 

Kedua, lanjut Harry, temuan fosilnya itu sendiri, yakni tempurung dan tulang paha. Yang paling mengejutkan, menurut peneliti, adalah tulang paha. Karena tulang paha itu lurus. Amat mirip dengan tulang paha manusia. Sementara temuan tempurungnya agak landai dan memanjang. Dari tulang paha itulah, diasumsikan bahwa fosil manusia purba yang ditemukan Dubois bisa berjalan tegak. Di penelitian sebelum Dubois, hal ini tidak ada, sehingga kemudian disebut Pithecantropus erectus adalah missing link dari teori evolusi.

Menbud Fadli Zon meneruskan, temuan fosil-fosil ini juga menjadi bukti bahwa Nusantara sebagai bukti di mana manusia purba mampu beradaptasi mengatasi tantangan alam untuk bertahan hidup dan berkembang. Perkembangan manusia Indonesia menunjukkan peradaban yang, menurut Fadli Zon, luar biasa.

“Indonesia bukan catatan kecil dari narasi global soal evolusi,” lanjut Menbud. Peradaban dari manusia Indonesia selanjutnya, mengejutkan dunia internasional. Tahun lalu, arkeolog BRIN menemukan lukisan gua tertua di dunia, berumur 51.200 tahun yang lalu, di gua-gua bukit kapur di kawasan Maros, Sulawesi Selatan. Peneliti yakin, masih banyak lukisan gua lainnya yang lebih tua di Kalimantan maupun di Sulawesi, yang belum terdata penanggalannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement