REPUBLIKA.CO.ID, Meskipun Hamas memberikan tanggapan positif terhadap proposal gencatan senjata, Israel terus meningkatkan serangan udara di Gaza. Sementara Kementerian Kesehatan di Gaza melansir puluhan warga yang dibunuh Israel hari ini belum bisa dievakuasi dari reruntuhan.
Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan dari Gaza bahwa lima warga Palestina syahid dan lainnya terluka pagi ini dalam serangan udara Israel di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, menurut sumber medis dan lokal. Serangan udara tersebut menargetkan sekelompok warga di kawasan padat penduduk al-Berka, yang mengakibatkan korban jiwa, termasuk seorang wanita. Beberapa lainnya terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa untuk perawatan.
Serangan udara ini terjadi di tengah eskalasi militer yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan kematian puluhan warga Palestina di seluruh Jalur Gaza sejak fajar hari ini, di tengah negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Al Jazeera juga melaporkan bahwa Israel telah melancarkan serangan udara mematikan di wilayah padat penduduk. Mereka juga mengatakan ada perluasan aktivitas darat yang lebih dekat ke pusat kota utama.
Selain menghancurkan lebih dari 450 blok pemukiman di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza, operasi Israel kini telah meluas ke wilayah Sabra di dekatnya. Daerah-daerah ini mengarah ke jantung utama Kota Gaza.

Warga Gaza percaya bahwa Israel sedang berusaha memberikan tekanan maksimal untuk menghancurkan infrastruktur sipil yang tersisa di kota tersebut. Mereka juga berusaha menciptakan lingkungan di mana orang tidak diizinkan masuk kembali ke wilayah tersebut.
Masih ada keluarga yang terjebak di lingkungan Zeitoun. Layanan darurat mengatakan mereka telah menangani panggilan darurat yang tak terhitung jumlahnya, namun intensitas pemboman benar-benar menghambat operasi penyelamatan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan banyak korban serangan terbaru Israel masih berada di bawah reruntuhan, dan ambulans serta kru Pertahanan Sipil tidak dapat menjangkau mereka. Kementerian mengatakan sedikitnya 60 orang syahid dan 343 lainnya terluka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir.
Menurut kementerian, jumlah korban jiwa keseluruhan akibat serangan Israel telah meningkat menjadi 62.064 sejak 7 Oktober 2023, dengan 156.573 orang terluka. Sejak 18 Maret ketika Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata, 10.518 orang syahid dan 44.532 luka-luka.
A sorrowful farewell to the Eid family, including the father, mother, and their children, who were tragically murdered last night in an Israeli strike on their displacement tent in Gaza. pic.twitter.com/KfoF8Ochua
— Quds News Network (QudsNen) August 19, 2025
Di antara mereka yang syahid dalam periode 24 jam terakhir adalah 31 orang yang mencari bantuan. Sementara 197 orang terluka akibat serangan Israel dua hari belakangan.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa sejak Israel membatalkan gencatan senjata secara sepihak Maret lalu, 1.996 orang telah syahid dan lebih dari 14.898 orang terluka ketika mencoba mengakses bantuan kemanusiaan.
Kementerian juga melaporkan tiga kematian dalam 24 jam akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Ini menjadikan total yang meninggal kelaparan menjadi 266 orang, termasuk 112 anak-anak.