Rabu 13 Aug 2025 20:14 WIB

Fadli Zon: Budaya Indonesia Potensial Sebagai Sarana Diplomasi

Menbud ajak seluruh elemen masyarakat untuk partisipasi aktif dalam diplomasi budaya.

Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon hadir melihat beragam pusaka pada Pameran Nasional Pusaka Nusantara di Museum Nasional Jawa Barat Sri Baduga, Kota Bandung, Selasa (29/7/2025).
Foto: Edi Yusuf
Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon hadir melihat beragam pusaka pada Pameran Nasional Pusaka Nusantara di Museum Nasional Jawa Barat Sri Baduga, Kota Bandung, Selasa (29/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon mengingatkan pentingnya kekuatan budaya sebagai sarana diplomasi untuk mempererat hubungan antarbangsa. Hal itu disampaikannya dalam acara kuliah umum yang bertajuk "Beyond Borders: Unlocking Potential of the Cultural Diplomacy” di Jakarta, hari ini.

“Dengan latar belakang yang beragam, kita telah menyaksikan secara langsung bagaimana kekuatan budaya dapat digunakan sebagai instrumen atau alat untuk membangun hubungan antarbangsa. Inilah yang benar-benar kita butuhkan di masa ini,” ujar Menbud Fadli Zon, Rabu (13/8/2025).

Baca Juga

Menurut dia, Indonesia berkomitmen menjalani diplomasi lewat kebudayaan. Pemerintah pun memafhumi, pentingnya diplomasi budaya sebagai alat bagi bangsa ini agar lebih dikenal masyarakat global.

Fadli menekankan, diplomasi budaya bukan lagi sekadar subjek diplomasi. Ini sudah menjadi sebuah metode, media, dan bahkan amanat yang harus diemban negara dalam menghadapi lanskap global yang kian dinamis.

Diplomasi budaya menjadi bekal untuk Indonesia bisa dikenal dunia. Terlebih lagi, lanjut Fadli, Nusantara memiliki warisan budaya yang amat kaya dan beragam.

“Terdapat beragam tradisi, bahasa, seni, termasuk tari, musik, teater, hingga kearifan lokal dan filosofi hidup. Semua ini adalah aset kita untuk membangun persahabatan dan pemahaman di tingkat global,” kata dia.

Maka dari itu, Menbud Fadli mengajak seluruh lapisan masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam diplomasi budaya. Sebab, pada dasarnya langkah ini tidak terbatas pada inisiatif pemerintah semata, melainkan dapat ditunjukkan dalam interaksi antarmasyarakat sehari-hari.

“Saya mengajak semua orang di sini untuk tidak memandang diplomasi budaya sebagai tanggung jawab pemerintah semata, melainkan sebagai gerakan kolektif yang membangun ekosistem, di mana setiap pihak memiliki peran dan kontribusi yang unik," kata Fadli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement