Selasa 11 Feb 2025 10:05 WIB

PBB Tentang Usulan Pemindahan Warga Gaza, Termasuk dari Trump

Trump mengeklaim Yordania dan Mesir akan menampunh pengungsi asal Gaza.

Warga Palestina tiba di Rafah, perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, 1 November 2023.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina tiba di Rafah, perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, 1 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menentang setiap usulan mengenai pemindahan paksa atau "pembersihan etnis" di Gaza. Pernyataan itu disampaikan juru bicara Guterres, Farhan Haq, guna menanggapi rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan tidak akan mengizinkan penduduknya kembali ke daerah kantong Palestina itu.

"Jelas Sekretaris Jenderal tidak setuju dengan apa pun yang melibatkan pemindahan paksa penduduk," kata Haq dalam pengarahan PBB, Senin (10/2/2025).

Baca Juga

Pekan lalu, Guterres telah menegaskan posisinya bahwa tidak ada upaya menangani warga Palestina yang mengharuskan adanya “pembersihan etnis”, ujar Haq.

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa warga Palestina tidak akan diizinkan untuk kembali ke Gaza setelah mereka direlokasi ke komunitas baru di negara lain di Timur Tengah.

Ketika mengumumkan rencana kontroversialnya untuk Gaza, Trump mengeklaim bahwa dia bisa memaksa Mesir dan Yordania untuk menampung pengungsi Palestina—klaim yang secara terbuka dibantah oleh kedua negara itu maupun oleh rakyat Palestina.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement