REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengutuk operasi berskala besar militer Israel di Jenin, Tepi Barat. Indonesia memperingatkan bahwa tindakan tersebut msmbahayakan kesepakatan gencatan senjata yang sudah dicapai di Jalur Gaza.
"Indonesia mengutuk operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap masyarakat Palestina di Jenin, Tepi Barat. Eskalasi ini membahayakan prospek proses perdamaian pasca kesepakatan gencatan senjata di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Sabtu (25/1/2025).
Kemlu RI menambahkan, pelanggaran hukum internasional oleh Israel menunjukkan niat utama mereka, yakni menjadikan permanen pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina. Indonesia menekankan bahwa akar permasalahan konflik sejak awal adalah penyangkalan terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
"Kami mendesak komunitas internasional untuk merespons ketidakadilan ini dan bekerja sama menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai prinsip solusi dua negara," kata Kemlu RI.
Pasukan Israel mengintensifkan operasinya di wilayah kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, pada Jumat (24/1/2025). Operasi tersebut telah digelar selama empat hari terakhir. Jenin merupakan salah satu titik perlawanan warga Palestina di Tepi Barat.
Seorang saksi yang diwawancara kantor berita Turki, Anadolu Agency, mengungkapkan, dalam operasi terbarunya di Jenin, pasukan Israel membakar sejumlah rumah di daerah tersebut. "Lima rumah dibakar di daerah Al-Ghaber di Jenin,” kata seorang saksi mata, dikutip laman Anadolu Agency.
Sedikitnya 12 warga Palestina telah terbunuh sejak pasukan keamanan Israel melancarkan operasinya di Jenin. Sementara 40 lainnya mengalami luka-luka.
Militer Israel menamai operasi di Jenin dengan sandi "Tembok Besi". Operasi tersebut diperkirakan bakal berlangsung selama beberapa hari.
Media Israel melaporkan, operasi di Jenin merupakan bagian dari manuver politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menenangkan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Smotrich adalah tokoh sayap kanan yang menentang kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Laporan media Israel mengungkapkan, Netanyahu menjanjikan serangan di Jenin guna mencegah Smotrich mengundurkan diri dari pemerintahannya. Mundurnya Smotrich berisiko membubarkan koalisi pemerintahan Netanyahu. Smotrich diketahui merupakan pemimpin partai Religious Zionism.
View this post on InstagramAdvertisementBerita LainnyaAdvertisementTerpopulerAdvertisementAdvertisement