REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Upaya penyidik untuk menangkap Presiden Korsel yang dimakzulkan Yoon Suk-yeol gagal. Penyidik memilih mundur pada hari ini mengingat pengamanan ketat yang masih diberikan oleh Yook serta kebuntuan negosiasi.
“Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, ditetapkan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung," kata Kantor Investigasi Korupsi dalam sebuah pernyataan, Jumat (3/1/2024).
Tim penyidik investigasi khawatir dan memilih untuk menunda hingga waktu yang tepat. "Kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi.”
Yoon Suk-yeol menjadi incaran penyidik menyusul upaya penerapan darurat militer yang gagal. Anggota dewan di Parlemen telah setuju untuk memakzulkan Yoon.
Sebelumnya otoritas berwenang Korea Selatan terlibat dalam kebuntuan dengan tim keamanan Presiden Yoon Suk-yeol setelah tiba di kediaman pemimpin Korsel itu.
Seperti dilaporkan Aljazirah, puluhan polisi dan penyidik antikorupsi tiba di kompleks Yoon di Seoul pada Jumat pagi untuk menahan sang Presiden. Namun perintah itu dihalangi oleh Dinas Keamanan Presiden (PSS). Kepala PSS Park Jong-joon menentang masuk penyidik.
View this post on Instagram