Jumat 03 Jan 2025 13:39 WIB

Penangkapan Presiden Korsel Gagal, Penyidik Mundur

Yoon yang dimakzulkan masih mendapat pengamanan dari Dinas Keamanan Presiden

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol membungkuk saat menyampaikan pidato di kediaman presiden di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Desember 2024.
Foto: Kantor Kepresidenan Korea Selatan/Yonhap via
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol membungkuk saat menyampaikan pidato di kediaman presiden di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Upaya penyidik untuk menangkap Presiden Korsel yang dimakzulkan Yoon Suk-yeol gagal. Penyidik memilih mundur pada hari ini mengingat pengamanan ketat yang masih diberikan oleh Yook serta kebuntuan negosiasi.

“Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, ditetapkan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung," kata Kantor Investigasi Korupsi dalam sebuah pernyataan, Jumat (3/1/2024). 

Baca Juga

Tim penyidik investigasi khawatir dan memilih untuk menunda hingga waktu yang tepat. "Kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi.”

Yoon Suk-yeol menjadi incaran penyidik menyusul upaya penerapan darurat militer yang gagal. Anggota dewan di Parlemen telah setuju untuk memakzulkan Yoon.

Sebelumnya otoritas berwenang Korea Selatan terlibat dalam kebuntuan dengan tim keamanan Presiden Yoon Suk-yeol setelah tiba di kediaman pemimpin Korsel itu.

Seperti dilaporkan Aljazirah, puluhan polisi dan penyidik ​​antikorupsi tiba di kompleks Yoon di Seoul pada Jumat pagi untuk menahan sang Presiden. Namun perintah itu dihalangi oleh Dinas Keamanan Presiden (PSS). Kepala PSS Park Jong-joon menentang masuk penyidik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement