REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --Pemerintah Kota New York mengumumkan peningkatan langkah-langkah keamanan sebagai respons terhadap serangan di New Orleans dan ledakan kendaraan listrik Tesla Cybertruck di Las Vegas. Wali Kota New York Eric Adams mengatakan peningkatan keamanan ini dilakukan walaupun tidak ada ancaman langsung atas kota tersebut.
"Meski tidak ada ancaman langsung atas kota kami saat ini, namun sebagai bentuk kehati-hatian, kami memperketat keamanan dan meningkatkan kehadiran personel Kepolisian New York (NYPD) di beberapa lokasi terkait, seperti Trump Tower dan Times Square," tulis Adams di X, Kamis (2/1/2025).
Adams mengatakan dia terus berkomunikasi dengan NYPD sejak Rabu (1/1/2025).
FBI telah memastikan RIA Novosti bahwa pada Rabu sekitar pukul 3.15 dini hari (16.15 WIB), sebuah truk pikap menabrak kerumunan warga di Jalan Bourbon, pusat bersejarah New Orleans, menewaskan 15 orang dan melukai 35 lainnya. Tersangka kemudian melepaskan tembakan ke arah polisi dan menewaskan dua orang.
Tembakan balasan aparat menewaskan pelaku. Tersangka penyerangan di New Orleans itu diidentifikasi sebagai Shamsud-Din Jabbar, warga Amerika Serikat berusia 42 tahun dari Texas dan merupakan veteran militer AS.
Dalam penyelidikannya, agen FBI menemukan bendera Daesh di truk pikap yang dia gunakan untuk melakukan serangan. Sementara itu, kepolisian Las Vegas, Rabu, menyelidiki mobil terbakar dekat Trump Towers setelah video mengenai terbakarnya Tesla Cybertruck menjadi viral.
Satu orang dipastikan tewas dalam kobaran api, dan tujuh lainnya terluka, kata otoritas setempat.
Juru bicara FBI dalam pengarahan pers tidak menyebutkan insiden tersebut sebagai serangan teroris, namun ABC TV, mengutip sebuah sumber, melaporkan bahwa aparat keamanan tidak mengecualikan hal itu. Trump Towers sebagian dimiliki oleh Presiden terpilih AS Donald Trump, sedangkan Cybertruck diproduksi oleh Tesla, perusahaan milik miliarder dan sekutu Trump, Elon Musk, yang diperkirakan akan menjadi pejabat dalam pemerintahan AS yang akan datang.