Selasa 17 Dec 2024 08:40 WIB

Transformasi Digital Pertanian Cerdas, UBSI Ubah Cara Bertani dengan Teknologi Canggih

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan praktisi teknologi informasi.

Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar seminar bertajuk
Foto: UBSI
Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar seminar bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Smart farming atau pertanian cerdas, menjadi solusi revolusioner yang menggabungkan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan robotik untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Konsep ini bukan hanya membayangkan masa depan, tetapi sudah mulai diterapkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Untuk mendalami potensi ini, Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar seminar bertajuk "Penggunaan Kecerdasan Artifisial dalam Smart Farming" pada Kamis, 5 Desember 2024, di Aula Gedung Rektorat UBSI Kampus Kramat 98.

Baca Juga

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan praktisi teknologi informasi. Seminar ini menghadirkan Uus Khusni sebagai narasumber utama yang merupakan Staf peneliti pusat riset kecerdasan artificial dan keamanan siber-BRIN. Dalam paparannya, Uus menjelaskan bahwa AI dapat membantu petani mengelola pertanian dengan presisi tinggi, mulai dari menentukan jadwal penyiraman, pemberian pupuk, hingga memantau kesehatan tanaman menggunakan drone.

"Smart farming memungkinkan pekerjaan petani menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih optimal. Dengan teknologi ini, produktivitas pertanian dapat meningkat pesat,” ujarnya.

Selain itu, Uus memaparkan bahwa revolusi pertanian 4.0 membawa inovasi seperti mesin autonomous, drone dengan kamera canggih, dan sensor berbasis IoT yang dapat memberikan analisis mendalam terkait kondisi tanaman. Teknologi ini bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan penggunaan sumber daya yang lebih bijak.

Hendra Supendar, Kaprodi Teknologi Informasi Universitas BSI, turut memberikan pandangannya. Ia menekankan pentingnya mahasiswa memahami tren teknologi masa depan.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teknologi, tetapi juga bagaimana menerapkannya di berbagai sektor, termasuk pertanian. Dengan program sertifikasi seperti Python dan Analis Program dari BNSP, kami berharap mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja,” jelas Hendra.

Seminar ini memberikan wawasan baru kepada peserta tentang pentingnya kolaborasi antara teknologi dan pertanian. Harapannya, smart farming menjadi inspirasi bagi mahasiswa Universitas BSI untuk menciptakan inovasi yang membawa dampak positif bagi masyarakat, khususnya di sektor pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement