Sabtu 07 Dec 2024 07:33 WIB

Sukabumi Waspada Bencana Susulan, Siklon Tropis 91S Jadi Biang Kerok?

Gelombang laut setinggi 1,25-2,5 meter diprediksi terjadi di kawasan Samudra Hindia.

Sejumlah warga menyaksikan dampak banjir bandang di Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024). Bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12/2024) tersebut mengakibatkan tiga korban meninggal dunia dan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Foto: ANTARA FOTO/Iman
Sejumlah warga menyaksikan dampak banjir bandang di Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024). Bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12/2024) tersebut mengakibatkan tiga korban meninggal dunia dan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hujan deras hingga sangat deras (>50 mm per jam) diiperkirakan masih berpotensi mengguyur Kabupaten Sukabumi setidaknya sampai Ahad (8/12/2024). Salah satunya akibat keberadaan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia yang terus mendekat ke daratan selatan Jawa Barat.

Diketahui, banjir dan longsor terjadi pada Rabu (4/12/2024) akibat curah hujan ekstrem yang menyebabkan sungai-sungai di Kabupaten Sukabumi meluap dan menggenangi daerah sekitar. Banjir ini menyebabkan beberapa area perkampungan, jalan, fasilitas ibadah dan pendidikan terendam air dan terputusnya jembatan gantung.

Baca Juga

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming melakukan kunjungan untuk meninjau lokasi terdampak bencana pada Jumat (6/12/2024). Saat ini Sukabumi dalam kondisi tanggap bencana, selain karena banjir, juga bencana tanah bergerak.

Sebelum ke lokasi pergerakan tanah, orang nomor dua di Indonesia ini terlebih dahulu mendatangi lokasi pengungsian di SDN Tegalpanjang maupun di halaman Kantor Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan kedatangan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka diharapkan dapat mempercepat pemulihan kondisi wilayah.

"Tadi saya mendampingi langsung Mas Gibran ke sejumlah lokasi bencana salah satunya meninjau kondisi pengungsi di lokasi pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Tentunya, dengan kedatangan Wapres RI ini merupakan salah satu perhatian dari Pemerintah Pusat sehingga diharapkan bisa mempercepat pemulihan dampak bencana," katanya.

Di lokasi pengungsian, Gibran langsung menyapa dan menghibur para pengungsi khususnya anak-anak. Di pengungsian, anak dari Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini juga membagikan mainan, susu dan paket bantuan lainnya untuk anak-anak dan para pengungsi. Usai meninjau lokasi pengungsian, Gibran bersama jajaran Pemkab Sukabumi, BNPB dan Pemprov Jabar menuju lokasi pergerakan tanah dengan menggunakan sepeda motor.

 

photo
Sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi mengalami longsor dan pergerakan tanah, Rabu (4/12/2024). - (Dok Republika.)

 

 

Marwan mengatakan kedatangan Wapres Gibran ke lokasi bencana ini menjadi atensi bagi kementerian terkait dalam upaya mempercepat pemulihan daerah terdampak bencana khususnya dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat diterjang bencana. Penanggulangan bencana dari pemerintah pusat diharapkan dalam bentuk membuat kebijakan khusus pemulihan pascabencana, pembangunan infrastruktur yang rusak dan lainnya yang terdampak bencana.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah melakukan upaya tanggap darurat akibat bencana longsor dan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan komitmen Kementerian PU dalam penanganan bencana alam di Sukabumi ini.

“Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir dan longsor di Sukabumi," ujar Dody di Jakarta, Jumat.

Kementerian PU telah melakukan langkah-langkah tanggap darurat untuk mengurangi dampak bencana dan memastikan keselamatan masyarakat terdampak. Di antaranya melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum di antaranya adalah mengirimkan 1 unit excavator type PC 200 untuk mendukung penanganan banjir serta menyediakan 500 lembar geobag untuk pengendalian banjir sementara.

Kemudian Kementerian PU juga melakukan koordinasi intensif dilakukan dengan Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat, BPBD Provinsi Jawa Barat, serta pihak kecamatan dan desa di lokasi terdampak untuk memastikan penanganan yang terintegrasi. Identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran sungai Cibuni, Cikaso, dan Cimandiri.

Selanjutnya terkait penanganan jalan terputus akibat pergerakan tanah di Kecamatan Sagaranten, Kementerian PU melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat telah menyediakan bantuan berupa 3 unit WC portabel, 2 unit HU, 1 unit biodigester toilet (biority) dan 1 unit tenda darurat bagi 13 KK yang mengungsi. Kementerian PU mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Kementerian PU bersama dengan instansi terkait terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik. 

Berdasarkan data yang diterima oleh Pusdalops BNPB, ada sebanyak tujuh orang korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang sampai saat ini masih berstatus hilang dalam proses pencarian.

Ketujuh orang korban hilang tersebut adalah warga Kecamatan Tegalbuleud, Pabuaran, Gegerbitung dan Simpenan. Sementara itu BNPB mengkonfirmasi untuk jumlah korban meninggal dunia karena bencana di Sukabumi ini bertambah menjadi total lima orang yaitu, Aden Dafa, Ade Wahyu, Elma Ayunda, Sahroni dan Dadang.

 

Apa itu Siklon Tropis 91S?

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement