REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bayu Wardhana mengungkap ada lima provinsi yang menunjukkan tren ujaran kebencian yang tinggi selama masa Pilkada 2024.
Berdasarkan hasil pemantauan AJI yang bekerja sama dengan Monash University Indonesia, Bayu mengatakan, Provinsi Jawa Barat menjadi daerah yang paling tinggi dalam tren negatif itu, diikuti Aceh, Sumatera Barat, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Tingginya ujaran kebencian di lima provinsi itu, yang mungkin juga terjadi di provinsi yang lain, perlu jadi perhatian KPU maupun Bawaslu di daerah," kata Bayu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, tindakan pencegahan harus segera dilakukan, agar ujaran kebencian itu tidak terakumulasi membesar setelah hari pemungutan suara pada 27 November."Perlu kerja sama konkret antara KPU/Bawaslu dengan platform digital seperti Tiktok, Meta, X, dan Google," ujar dia.
Bayu membeberkan, selama masa pemantauan terdapat tiga momen peningkatan ujaran kebencian terkait Pilkada 2024.Pertama saat putusan MK soal penyelenggaraan pilkada, kedua saat penetapan calon oleh KPU pada 23 September 2024, dan terakhir setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober lalu.
Lebih lanjut dia membeberkan, isu polarisasi berkaitan dengan poligami dan narkoba terjadi di Jawa Barat. Sedangkan di Aceh dan NTB, ditemukan ujaran kebencian dan diskriminasi terhadap perempuan.
Selain itu, kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, penganut Kristen, Katolik, Syiah, Ahmadiyah, serta warga Rohingya, dan Tionghoa juga menjadi sasaran ujaran kebencian.