REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Ratusan roket dan drone yang diluncurkan Hizbullah ke wilayah Israel sepanjang pekan ini menimbulkan kerusakan dahsyat. Ribuan bangunan, kendaraan, dan lahan pertanian dilaporkan hancur akibat serangan itu.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melansir sekitar 8.000 bangunan termasuk rumah tinggal hancur akibat serangan sejak Ahad tersebut. Sementara sekitar 7.000 mobil dan 300 lokasi pertanian rusak.
Surat kabar itu mengatakan dibutuhkan waktu empat bulan untuk memperbaiki semua kerusakan di Kiryat Shmona, sebuah kota di utara yang menjadi sasaran serangan Hizbullah selama perang dengan Israel.
Jumlah kerusakan itu tak setara dengan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. PBB memperkirakan, setahun agresi brutal Israel di Jalur Gaza telah meninggalkan sekitar 40 juta ton puing-puing di Gaza, cukup untuk memenuhi Central Park di New York hingga kedalaman 8 meter. Dibutuhkan waktu hingga 15 tahun dan hampir 650 juta dolar AS untuk membersihkan semuanya.
Shell Group mengatakan dibutuhkan waktu 40 tahun untuk memperbaiki semua rumah di Gaza yang rusak dan hancur. Di Lebanon selatan, puluhan kota dihancurkan oleh tentara Israel, beberapa di antaranya berisi bahan peledak dan diledakkan.
Sementara dalam serangan Hizbullah pada Senin malam, setidaknya dua orang terluka akibat pecahan peluru dalam serangan roket Hizbullah di kota pesisir utara Nahariya. Dengan tingginya kekhawatiran mengenai kemungkinan peningkatan pertempuran seiring dengan semakin dekatnya kesepakatan gencatan senjata, Komando Front Dalam Negeri Pasukan Pertahanan Israel mengeluarkan pembatasan baru di beberapa wilayah di Israel utara.
Documentation of the large damage caused after a rocket made direct impact in Maalot in northwestern Israel.
65 rockets have been fired towards settlements in northwestern Israel today, according to Israeli media. pic.twitter.com/Pz6rhq7Jxj
— The Palestine Chronicle (PalestineChron) November 24, 2024
Sebelumnya, ribuan laporan kerusakan diajukan di seluruh “Israel” setelah hampir 400 roket ditembakkan dari Lebanon pada Ahad. Menurut situs berita Israel, Ynet, "Puluhan tim Otoritas Pajak Properti tiba di lokasi dampak, namun karena tingginya jumlah kejadian, masih belum mungkin untuk menilai tingkat kerusakan sepenuhnya."
Perkiraan awal menunjukkan kerusakan mencapai puluhan juta shekel, lapor Ynet. Roket-roket tersebut menghantam banyak bangunan, kendaraan, dan infrastruktur, dan pihak berwenang mencatat bahwa penilaian akan dapat dilakukan dalam 24 jam ke depan.
Ynet lebih lanjut menggarisbawahi bahwa lebih dari 250 roket ditembakkan dari Lebanon sejak tengah malam, menyebabkan 543 sirene serangan udara berbunyi di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.
The New York Times melaporkan bahwa operasi hari ini adalah "salah satu operasi terbesar yang dilakukan Hizbullah terhadap Israel sejak kelompok militan Lebanon mulai menembaki Israel tahun lalu sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas di Gaza."
Perlu dicatat bahwa operasi tersebut bertepatan dengan upaya diplomatik intensif yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Lebanon dan menyusul pembantaian terhadap warga sipil Lebanon di Beirut dan di seluruh Lebanon.
Pada Ahad, Hizbullah mengumumkan serangkaian operasi militer intensif yang menargetkan pemukiman Israel, situs militer, dan instalasi strategis pada hari Minggu, mencapai serangan tepat di berbagai lokasi, dengan serangan termasuk penggunaan drone serang canggih dan serangan gabungan yang kompleks.
Hizbullah menggarisbawahi bahwa operasi tersebut adalah untuk mendukung ketabahan rakyat Palestina di Gaza, dan sebagai bentuk solidaritas dengan perlawanan mereka yang mulia dan berani, serta untuk membela Lebanon dan rakyatnya.