REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengemukakan PSSI terus terus membangun kompetisi usia dini untuk menciptakan timnas yang bisa berprestasi secara konsisten seperti yang dijalankan Jepang.
"Kita bangga Timnas U-17, Timnas U-20, Timnas U-23 dan timnas senior bisa masuk ke Piala Asia. Tapi ini belum cukup, PSSI terus membangun kompetisi usia dini untuk timnas bisa terus konsisten berprestasi," tulis Erick Thohir sebagaimana dikutip dari akun instagram pribadi @erickthohir di Jakarta, aHAD (17/11/2024).
Ia mengutarakan hal itu dalam perbincangannya dengan salah satu legenda sepak bola Jepang Yuto Ngatomo selepas pertandingan Indonesia vs Jepang dalam laga lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Erick yang mengunggah foto dirinya bersama Yuto, menjelaskan, bek Jepang itu salah satu pemain Asia terbaik di Italia dan bermain di klub Inter Milan yang kala itu dipimpinnya. Ia mengenal Yuto sebagai pemain yang selalu bekerja keras, konsisten, dan disiplin dalam menjaga kondisi.
Kepada Yuto, Erick menyampaikan bahwa timnas Jepang bisa solid dan berada di peringkat ke-15 FIFA karena membangun timnas dan kompetisi usia dini.
PSSI juga berkomitmen melakukan hal serupam yaitu membangun kompetisi usia dini untuk menghasilkan pemain-pemain timnas berprestasi seperti yang dilakukan Jepang.
Sebelumnya, PSSI melalui anggota komite eksekutif Arya Sinulingga mengemukakan pembinaan pemain sepak bola usia muda di Tanah Air tidak terlewatkan untuk semua kategori tim nasional.
Ia menjelaskan, naturalisasi pemain untuk memperkuat timnas saat ini untuk tujuan jangkah pendek hingga menengah karena dibutuhkan sebanyak 150 pemain timnas untuk semua kategori usia.
Kebutuhan pemain tersebut, kata dia, harus dipenuhi dengan tetap memperhatikan kualitas atau kapasitas pemain dan secara bersamaan. Kompetisi usia dini juga terus menjadi prioritas PSSI untuk menghasilkan talenta unggulan untuk timnas dalam jangka panjang.