Rabu 30 Oct 2024 10:13 WIB

Putin Gelar Latihan Nuklir, Siapkan Serangan Besar-besaran Lewat Darat, Laut dan Udara

Moskow akan membalas jika AS mengijinkan Kyiv menembakkan rudal ke Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan keterangan soal serangan Ukraina di wilayah Kursk di kantornya di Moskow, Rusia, Kamis, 8 Agustus 2024.
Foto: Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan keterangan soal serangan Ukraina di wilayah Kursk di kantornya di Moskow, Rusia, Kamis, 8 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan latihan persenjataan nuklir dengan peluncuran rudal. Latihan tersebut digelar dalam simulasi serangan balasan di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Barat dalam ketegangan dengan Ukraina.

“Mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik dan munculnya ancaman dan risiko eksternal baru, penting untuk memiliki kekuatan strategis yang modern dan selalu siap digunakan,” kata Putin dalam pengumuman yang disiarkan televisi pada Selasa (29/10/2024) yang dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Dalam pengumuman tersebut, Menteri Pertahanan Andrei Belousov mengatakan kepada Putin bahwa tujuan latihan tersebut adalah untuk berlatih melakukan serangan nuklir besar-besaran oleh kekuatan ofensif strategis untuk merespons serangan nuklir musuh.

Latihan tersebut melibatkan tiga serangkai nuklir Rusia yang terdiri dari rudal yang diluncurkan dari darat, laut, dan udara. Sebuah rudal balistik antarbenua Yars diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk di Rusia barat laut ke Kamchatka, sebuah semenanjung di Timur Jauh.

Rudal balistik Sineva dan Bulava ditembakkan dari kapal selam, dan rudal jelajah diluncurkan dari pesawat pengebom strategis, kata kementerian pertahanan.

Latihan rudal tersebut berlangsung pada saat kritis dalam perang yang tengah berlangsung antara Rusia melawan Ukraina. Setelah berpekan-pekan, Rusia pun memberi sinyal kepada Barat bahwa Moskow akan membalas jika Amerika Serikat dan sekutunya mengizinkan Kyiv menembakkan rudal jarak jauh ke dalam wilayah Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement