REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Laut mempersiapkan kapal perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda-367 untuk bertugas bersama Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon pada 2025, menggantikan KRI Diponegoro-365 yang telah bertugas selama hampir satu tahun. Beberapa persiapan itu mencakup perbaikan dan pengecekan kapal, latihan pratugas yang dilaksanakan para pengawak KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 bersama prajurit TNI AL lainnya yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-P/UNIFIL di Pusat Latihan Kapal Perang, Komando Latihan Komando Armada II TNI AL, Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Penerangan Koarmada II TNI AL Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/10/2024), menjelaskan perwira staf ahli senior dari Mabes TNI yang mewakili Asisten Operasi Panglima TNI, Laksamana Pertama TNI Julshah N. Y. B. meninjau langsung kesiapan KRI SIM-367 di Surabaya, Senin (28/10), didampingi oleh Komandan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmada II Kolonel Laut (P) Rafael Dwinatu. Dansatkor Koarmada II Kolonel Rafael menjelaskan peninjauan itu bertujuan memastikan kesiapan kapal dan personel sebelum mereka diberangkatkan pada akhir 2024.
"Kesiapan yang matang akan memastikan KRI SIM-367 dan para prajurit dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan kembali ke tanah air dengan aman dan selamat," kata Dansatkor dalam siaran resmi Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL.
Dalam latihan pratugas yang terpusat di Surabaya sejak 2 Oktober 2024, sebanyak 120 orang prajurit TNI Angkatan Laut mengikuti sejumlah pembekalan dan pelatihan di bawah koordinasi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
Beberapa latihan itu, di antaranya mencakup latihan-latihan fase pangkalan (harbour phase), dan latihan-latihan fase laut (sea phase).
Di pangkalan, para prajurit TNI AL yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Kontingen Garuda XXVIII-P/UNIFIL itu mengikuti latihan seperti simulasi prosedur operasional di pangkalan, simulasi operasi melibatkan helikopter, inspeksi kapal (CEO inspection), navigasi dan penyekatan (road block), penanggulangan kerusakan (damage control), kunjungan tamu-tamu penting (VIP visit), penanganan kedaruratan medis, penanganan media, kemudian prosedur pengalihan tugas dan wewenang (transfer authority).
Di laut, KRI Sultan Iskandar Muda-367 menguji secara langsung seluruh skenario operasional di perairan APBS dan di Laut Jawa bersama KRI Sultan Hasanuddin-366.