Selasa 28 Oct 2025 07:22 WIB

Israel Terus Langgar Gencatan Senjata di Palestina, Lebanon, dan Suriah

Sejumlah orang dibunuh Israel di berbagai negara sejak gencatan senjata.

Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Al Ahli, Gaza, Sabtu (18/10/2025). Israel melancarkan serangan udara dan artileri menargetkan wilayah di Jalur Gaza dari utara ke selatan ditengah perjanjian gencatan senjata. Sumber-sumber medis melaporkan bahwa lebih dari 40 orang gugur syahid dan puluhan lainnya terluka di seluruh Jalur Gaza Palestina akibat serangan Israel yang menargetkan tenda dan sekolah yang menaungi para pengungsi, serta gedung tempat para jurnalis bekerja.
Foto: AP Photo/Yousef Al Zanoun
Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Al Ahli, Gaza, Sabtu (18/10/2025). Israel melancarkan serangan udara dan artileri menargetkan wilayah di Jalur Gaza dari utara ke selatan ditengah perjanjian gencatan senjata. Sumber-sumber medis melaporkan bahwa lebih dari 40 orang gugur syahid dan puluhan lainnya terluka di seluruh Jalur Gaza Palestina akibat serangan Israel yang menargetkan tenda dan sekolah yang menaungi para pengungsi, serta gedung tempat para jurnalis bekerja.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Agresi Israel di Timur Tengah belum berhenti meski perjanjian gencatan senjata sudah diumumkan hampir sebulan lalu. Tak hanya di Gaza, Israel juga menyerang Tepi Barat dan Lebanon.

Pakta tersebut, yang ditetapkan pada 10 Oktober, telah mengurangi tekanan terhadap warga Palestina di Gaza, meskipun serangan Israel di sana terus berlanjut. Dan di wilayah lain, Israel masih melakukan serangan dari berbagai arah.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Aljazirah melaporkan, Lebanon, Suriah dan Tepi Barat telah menyaksikan serangan-serangan Israel pada minggu lalu, hal ini memberikan kepercayaan pada gagasan bahwa Israel sedang berusaha membuat negara-negara tetangganya tidak stabil dan lemah.

Para pejabat Amerika Serikat mengunjungi Israel minggu ini, namun pendukung terbesar Tel Aviv tampaknya tidak menunjukkan kesiapannya untuk meminta pertanggungjawaban negara tersebut atas permusuhan regionalnya, dan memusatkan perhatiannya pada Gaza.

Militer Israel telah membunuh lebih dari 1.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023 di Tepi Barat saja dan telah mengintensifkan upayanya untuk mencaplok wilayah pendudukan tersebut. Untuk pekan kedua berturut-turut, tentara dan pemukim Israel mengganggu dan menangkap warga Palestina yang mencoba memanen buah zaitun mereka.

Salah satu warga Palestina yang baru-baru ini ditahan oleh Israel telah dibebaskan selama gencatan senjata yang berlangsung singkat pada bulan Januari dalam pertukaran tahanan, kemudian ditangkap kembali, menurut kantor berita WAFA.

photo
Warga Palestina memeriksa jalan yang hancur pasca operasi militer Israel di kota Tubas, Tepi Barat, Ahad, 19 Oktober 2025. - ( AP Photo/Majdi Mohammed)

Kekerasan di lapangan juga disertai dengan retorika dari para pejabat Israel, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mendesak para pendukungnya untuk menekan Presiden AS Donald Trump agar mendukung aneksasi Tepi Barat.

Dia juga mengatakan bahwa Israel harus mendeklarasikan “kedaulatan” atas Tepi Barat yang diduduki, dengan mengatakan bahwa hal ini akan menghalangi “gagasan berbahaya tentang negara Palestina”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement