REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan M Ridwan Kamil-Suswono (Rido) saat ini sudah unggul pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Karena itu, Sekjen Rekat Indonesia Heikal Safar optimistis pasangan Rido akan memenangkan Pilgub DKI satu putaran.
"Pasangan Rido semakin banyak menuai simpati masyarakat karna konsen pada program yg dibutuhkan rakyat jakarta terutama dalam bidang peningkatan kesejahteraan pendidikan dan kesehatan. Menghadirkan rasa adil dalam pelayanan di masyarakat," ujar Heikal dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (26/10/2024).
Heikal pun merujuk calon wakil gubernur (cawagub) DKI Suswono yang sudah berkomitmen untuk melayani rakyat. Bukan sekadar janji kepada segelintir masyarakat, sambung dia, namun Suswono mengucapkannya di hadapan ribuan kader PKS dalam pembekalan di Velodrome, Jakarta Timur, Jumat (5/1/2024).
"Jakarta butuh pemimpin yang tidak hanya hadir saat pemilihan, tetapi juga berjuang tanpa lelah untuk kemajuan seluruh warganya," ujar Suswono.
Melihat keseriusan Suswono dan hasil survei yang sudah di atas 50 persen, ia meyakini, pasangan Rido akan memimpin Jakarta. Dia juga menyaksikan sendiri Rido ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Apalagi beliau sangat menunjukan kepeduliannya dalam membantu permasalahan masyarakat kecil di Jakarta," ucap Heikal.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan para kader, Suswono menyoroti, perjuangan memenangkan Jakarta tidak bisa lepas dari dukungan solid pengurus PKS di lapangan. Dia pun berani menargetkan, pasangan Rido menang satu putaran.
"Perjuangan kita didasari oleh niat luhur untuk membawa perubahan nyata bagi Jakarta. Dukungan dari kader-kader PKS menjadi fondasi kokoh yang menggerakkan kita semua, dan saya yakin ini akan membawa kita pada kemenangan dalam satu putaran," kata Suswono.
Cagub M Ridwan Kamil menyampaikan, setiap pilihan dalam hidupnya, termasuk di dunia politik, berlandaskan nilai keluarga dan restu orang tua. Dia menyinggung asiat orang tuanya, yaitu bela agama, bela negara.
"Pada tahun 2016, saya sebenarnya sudah diajukan oleh beberapa partai untuk maju di Pilgub Jakarta, tetapi ibu saya tidak memberikan restunya. Saat itu, saya masih menjabat sebagai wali kota Bandung. Setelah saya menolak, barulah Gerindra dan partai-partai lain mengajukan Pak Anies Baswedan. Jadi, di balik takdir Pak Anies, ada takdir-takdir lain, termasuk takdir saya," jelas RK.
Ikuti Whatsapp Channel Republika