Jumat 11 Oct 2024 17:21 WIB

Iron Dome Gagal Cegah Roket Hizbullah, Israel Lakukan Evaluasi Besar-besaran

Iron dome dibangga-banggakan sebagai sistem pertahanan terbaik

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel (Israel).  Iron dome dibangga-banggakan sebagai sistem pertahanan terbaik
Foto:

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya genosida oleh Israel terhadap Gaza tahun lalu, yang telah membunuh hampir 41.800 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. 

Setidaknya 1.947 orang telah wafat, hampir 9.400 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

Dikutip dari laman Shafaq, Jumat (4/10/2024), militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa sekitar 20 roket ditembakkan dari Lebanon, dengan beberapa dicegat dan sisanya mendarat di area terbuka. Roket, yang dilaporkan diluncurkan dari wilayah Lebanon, menargetkan Haifa, Kiryat, dan wilayah Galilea, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan menyatakan, "Kami meluncurkan salvo roket ke Kiryat, sebelah utara Haifa," sebagai tanggapan atas serangan biadab Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil.

Pada Kamis lalu, kelompok Hizbullah menargetkan pangkalan Israel di Sakhnin untuk industri militer di Teluk Haifa dan kota Tiberias.

BACA JUGA: Terungkap, Keyakinan Agama di Balik Aksi Brutal Israel di Gaza dan Lebanon Bocor di Media

Serangan ini menyusul serangan udara Israel yang mematikan pada Kamis, yang membunuh sedikitnya 37 orang dan melukai 151 lainnya di berbagai bagian Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Israel telah mengintensifkan pembomannya, menargetkan apa yang diklaimnya sebagai posisi Hizbullah di seluruh negeri. 

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan lebih dari 10 serangan udara berturut-turut di pinggiran selatan Beirut, menggambarkannya sebagai beberapa serangan terberat di wilayah tersebut sejak dimulainya perang Israel di Lebanon.

Sumber: newarab

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement