Jumat 20 Sep 2024 13:50 WIB

UMB Berdayakan Warga dengan Abon Lele

Beberapa kali produksi awal dilakukan untuk menemukan rasa yang lezat.

Tim dosen dan mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta usai memberikan pelatihan olahan ikan lele menjadi abon lele, di Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat, Jakarta.
Foto: .
Tim dosen dan mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta usai memberikan pelatihan olahan ikan lele menjadi abon lele, di Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta terus berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat lokal sekitar kampus. Salah satunya dilakukan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di wilayah Meruya Selatan, Jakarta Barat, melalui pengolahan ikan lele menjadi abon yang kaya protein.

Pemberdayaan yang dilakukan sejak Juli lalu itu merupakan bagian dari skema hibah program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tahun 2024, yang didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Baca Juga

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga Meruya Selatan dalam memanfaatkan potensi lokal guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi," ungkap Wakil Rektor Universitas Mercu Buana, Ibu Dr. Erna Setyani, M.Si, melalui siaran pers UMB, pekan lalu, di Jakarta. Dalam program ini dilakukan beberapa kegiatan seperti penyuluhan, pelatihan, konsultasi, dan kerja sama dengan masyarakat.

Pemberdayaan tersebut diawali dengan melakukan survey awal untuk melihat potensi masyarakat lokal di kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat, bagian dari sebagai lingkungan UMB. Berdasar hasil survey tersebut, Tim PKM Hibah UMB yang terdiri atas tiga dosen (Dr. Nurul Hidayah, M.Si, Ak, Putri Andari Ferranti, SE, MSM, dan Dr. Daru Asih, SE, MM) dan tujuh mahasiswa (Salsabila Jayanti Putri, Kayna Rizki Putri, Salsa Nabila, Anggieta Krista Maharani, Himatul Khasanah, Nazhifah Nathania, Muhammad Arkhan Arrafi) itu menentukan potensi lokal yang dapat diberdayakan adalah mengolah ikan lele menjadi abon lele.

Penentuan olahan ikan lele tersebut, diikuti dengan memastikan kualitas dan kebersihan dapur. Ini dilakukan untuk memastikan seluruh proses produksi abon lele dilakukan sesuai standar yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Selanjutnya, dilakukan pengadaan dan penyerahan alat produksi. Beberapa kali produksi awal dilakukan untuk menemukan rasa yang lezat. Setelah itu, produksi abon lele pun mulai dilakukan.

Kegiatan pemberdayaan tidak berhenti sampai produksi abon lele. Lebih lanjut, Tim PKM Hibah UMB juga melakukan sosialisasi ke warga Meruya Selatan termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah.

Dalam sosialisasi ini, warga tidak hanya diberi pelatihan memproduksi abon lele, tapi juga mendapat pelatihan menghitung harga pokok produksi, membuat kemasan yang efektif dan memenuhi standar kemasan makanan, serta pelatihan pemasaran dan promosi abon lele yang diberi merek 'Bonika Bonle'. Program ini diakhiri dengan pameran 'Bonika Bonle', yang mendapat sambutan antusias dari warga.

"Bonika Bonle punya cita rasa yang berbeda dari abon lain, terutama Bonika Bonle varian rasa rendang," ujar Lita, seorang warga Meruya Selatan.

Sementara, warga lain, Mulyati dan Eti menilai bukan hanya rasanya yang lezat, Bonika Bonle bermanfaat juga untuk anak-anak yang kurang menyukai ikan. Kini warga Meruya Selatan, Jakarta Barat dan sekitarnya sudah bisa menikmati 'Bonika Bonle'.

Namun, UMB melalui program yang sama bakal terus mengevaluasi dan memantau program pemberdayaan yang sudah dilakukan, sampai Desember 2024, guna menjaga keberlanjutan manfaatnya bagi masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement