Kamis 19 Sep 2024 22:29 WIB

Taiwan Lakukan Penyelidikan Kasus Ledakan Pager di Lebanon

Perusahaan Gold Apollo membantah terlibat dalam insiden ledakan pager di Lebanon.

Penampakan salah satu pager yang meledak di Lebanon akibat sabotase Israel pada Selasa (17/9/2024).
Foto: X
Penampakan salah satu pager yang meledak di Lebanon akibat sabotase Israel pada Selasa (17/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIWAN -- Dinas keamanan Taiwan sedang menyelidiki kasus peledakan penyeranta yang terjadi di Lebanon yang diduga berkaitan dengan perusahaan lokal Gold Apollo, kata Kepala Departemen Pertahanan Taiwan Wellington Koo, Kamis (19/9/2024). Gold Apollo telah membantah terlibat dalam insiden peledakan ribuan ledakan pager secara serentak di Lebanon.

"Dinas keamanan Taiwan saat ini sedang menyelidiki isu ini dan menanggapinya secara serius. Departemen Pertahanan tidak terlibat dalam kasus ini," kata Wellington seperti dikutip Radio Taiwan International kepada wartawan.

Baca Juga

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan, Sun Li-fang, mengatakan bahwa kementerian tidak memiliki penjelasan atas tindakan Gold Apollo. Ledakan pager terjadi di berbagai bagian Lebanon terjadi pada Selasa lalu.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan melukai hingga 2.800 orang. Reuters pada Rabu (18/9/2024) melaporkan bahwa badan intelijen Israel Mossad telah menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 penyeranta yang dipesan kelompok Lebanon Hizbullah dari Gold Apollo.

Namun, CEO Gold Apollo mengeklaim bahwa penyeranta yang meledak itu tidak ada hubungannya dengan produsen Taiwan tersebut, tetapi diproduksi dan dikembangkan oleh BAC Consulting KFT, yakni sebuah perusahaan Hongaria di bawah lisensi Gold Apollo.

Di saat bersamaan, perusahaan Hongaria itu mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pihaknya telah memberikan layanan konsultasi bisnis dan tidak terlibat dalam produksi penyeranta. Media melansir bahwa penyeranta yang kerap digunakan Hizbullah merupakan sistem komunikasi rahasia paling kokoh terhadap peretasan.

Hingga kini penyebab ledakan tersebut masih belum diketahui. Sementara itu, otoritas Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut.

 

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement