Penulis buku Spies Against Armageddon, Yossi Melman, dikutip the Guardian meyakini insiden ini adalah hasil operasi Mossad. "Ini pasti hasil operasi Mossad. Seseorang telah menanam bahan peledak kecil atau virus ke dalam penyeranta. Saya tahu (penyeranta-penyeranta) itu baru dibeli juga (oleh Hizbullah)," ujar Melman.
Menurut Melman, banyak anggota Hzibullah memiliki penyeranta, dan alat komunikasi itu tidak hanya dimiliki oleh eselon top atau para komandan di Hizbullah. Mereka menggunakan penyeranta sebagai alat untuk saling berkomunikasi lantaran mereka khawatir telepon seluler mudah disadap dan kerap menjadi alat bagi Israel untuk menitik-targetkan serangan misil.
"Mossad mampu memenertasi dan menginfiltrasi Hizbullah lagi dan lagi," ujar Melman. Namun, Melman mempertanyakan tujuan strategis dari operasi ledakan serentak penyeranta ini. "Tidak akan mengubah situasi (konflik) di lapangan, dan saya tidak melihat ada untungnya (bagi Israel)," kata Melman.
Insiden ledakan serentak ratusan penyeranta di Lebanon terjadi tidak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan kepala-kepala pertahanan dan militer Israel di tengah meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah. The Times of Israel dan Ynet delam pemberitaan mereka menggambarkan pertemuan itu berlangsung 'dramatis'.
Tak lama setelah ledakan terjadi, jurnalis Reuters melaporkan banyak ambulans lalu lalang dari wilayah pinggiran di selatan Beirut yang dikenal sebagai kawasan markas pejuang Hizbullah mengantarkan korban ke rumah sakit (RS). Di RS Mt. Lebanon, jurnalis Reuters juga menyaksikan beberapa orang dengan kondisi tangan berlumuran darah dilarikan ke ruang gawat darurat.
Kepala RS Nabatieh, Hassan Wazni, mengatakan, sekitar 40 orang dirawat. Luka-luka yang dialami korban kebanyakan di muka, mata, dan lengan.
Televisi lokal membawa rekaman CCTV menunjukkan cuplikan video yang menggambarkan sebuah alat komunikasi kecil yang diletakkan di dekat kasir di sebuah warung sembako tiba-tiba meledak. Dalam cuplikan video lain, ledakan seketika merobohkan seseorang yang sedang berdiri di dekat tumpukan buah di sebuah pasar tradisional. Palang Merah Lebanon mengatakan, lebih dari 50 ambulans dari 300 anggota disebar untuk membantu evakuasi para korban.