Senin 16 Sep 2024 11:43 WIB

Dua Kali Gempa Bumi Sukabumi Terjadi di Lokasi Berbeda, Terkait Megathrust?

Gempa bumi magnitudo 5,1 dan 4,1 di Sukabumi terjadi di lokasi berbeda.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Mas Alamil Huda
Ilustrasi Gempa. BMKG Bandung mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,1 dan 4,1 yang terjadi dua kali di wilayah Sukabumi terjadi di lokasi berbeda.
Foto: Reuters
Ilustrasi Gempa. BMKG Bandung mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,1 dan 4,1 yang terjadi dua kali di wilayah Sukabumi terjadi di lokasi berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,1 dan 4,1 yang terjadi dua kali di wilayah Sukabumi terjadi di lokasi berbeda. Gempa bumi magnitudo 5,1 terjadi Ahad (15/9/2024) sore dan magnitudo 4,1 pada Senin (16/9/2024) pagi.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandung Virga Librian mengatakan, gempa bumi magnitudo 5,1 pada Ahad (15/9/2024) kemarin disebabkan aktivitas intraslab atau adanya retakan di lempeng Indo-Australia. Sedangkan gempa magnitudo 4,1 terjadi akibat sesar aktif dasar laut.

Baca Juga

"Kalau kemarin, kedalaman menengah 65 kilometer dan di sekitar selatan Kabupaten Sukabumi. Kalau tadi pagi magnitudo lebih kecil 4.1 dan di lokasi hampir berdekatan dengan kemarin kedalaman lebih dangkal 27 kilometer," ucap dia saat dikonfirmasi, Senin (16/9/2024).

Virga mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan aktivitas gempa yang terjadi. Aktivitas kegempaan magnitudo 5,1 berskala menengah sehingga dirasakan luas meski energi tidak sampai ke permukaan dan tidak merusak.

Sedangkan magnitudo 4,1 dampaknya tidak terlalu luas. Ia mengimbau masyarakat tidak terpengaruh isu-isu hoaks atau berita bohong. Sekaligus memperkuat mitigasi struktural dan non struktural.

Virga mengatakan, masyarakat memperbaiki rumah apabila mengalami kerusakan sebelum gempa terjadi. Selain itu penempatan barang-barang jangan sampai menimpa kepala. Selain itu, lingkungan terkecil yaitu memiliki mitigasi jika terjadi gempa. "Evakuasi mitigasi keluarga," ungkap dia.

"Masyarakat jangan terpengaruh berita hoaks dan memperkuat mitigasi struktural dan non struktural," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement