Kamis 08 Aug 2024 08:30 WIB

Pangkogabwilhan III: Helikopter yang Diserang OPM Masih Utuh

OPM membunuh pilot asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning di Mimika.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Jenazah pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service, Glen Malcolm Conning setibanya dari Papua di Human Remain Cargo Jenazah Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (7/8/2024).
Foto:

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pembunuhan Glen Malcolm yang terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin (5/8/2024), berkaitan dengan kesediaan kelompok Papua merdeka tersebut untuk membebaskan Kapten Philip Mark Marthens. Kapten Philip adalah pilot Susi Air, yang juga berkebangsaan Selandia Baru.

Dia sejak Februari 2023, dalam penyanderaan OPM di bawah Egianus Kogeya yang beroperasi di Nduga, Papua Tengah. Pada Sabtu (3/8/2024), Egianus Kogeya melalui siaran video terbuka kepada TNI dan pemerintah Indonesia menyampaikan kesediannya untuk bernegosiasi membebaskan Kapten Philip.

Sebby pun menjelaskan, sikap Egianus yang akan membebaskan Kapten Philip tersebut ditanggapi negatif oleh otoritas keamanan Indonesia, terutama dari Satgas Operasi Damai Cartenz. "Kami curiga bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia itu sendiri," kata Sebby kepada Republika.co.id di Jakarta pada Rabu (7/8/2024).

Menurut dia, TPNPB-OPM punya pengalaman tentang aksi dari kelompok bersenjata yang mengatasnamakan Papua Merdeka. Namun, ternyata gerombolan tersebut merupakan pasukan bawah tanah binaan TNI.

Sebby mencontohkan, kasus penyerbuan mess karyawan PT Freeport di Kuala Kencana pada Maret 2020. Dalam peristiwa tersebut, kata Sebby, kelompok bersenjata yang mengatasnamakan Papua Merdeka membunuh sejumlah karyawan perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu.

Beberapa korban mati dalam penyerangan tersebut, Sebby menilai, juga beberapa di antaranya berkebangsaan Selandia Baru. "Dan belakangan, kami mengetahui bahwa peristiwa penembakan karyawan Freeport di Kuala Kencana itu, diskenariokan oleh militer Indonesia. Dalam hal ini, militer Indonesia bekerjasama dengan TPNPB binaannya, dan memerintah TPNPB binaannya untuk menyerang karyawan Freeport," kata Sebby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement