Ahad 04 Aug 2024 18:53 WIB

Kerusuhan Anti Muslim Pecah di Inggris Karena Informasi Hoax, Termasif Dalam 13 Tahun

Tersangka pembunuhan, Axel Rudakubana, 17 tahun, bukan imigran dan lahir di Inggris.

Kerusuhan di Manchester, Inggris pada 3 Agustus 2024 pecah setelah kelompok sayap kanan secara masif melakukan aksi demo anti imigran dan anti Muslim dipenuhi kekerasan.
Foto:

Perdana Menteri Keir Starmer, yang menghadapi ujian besar pertamanya sejak pemilihannya sebulan lalu, telah mengecam kelompok sayap kanan atas gelombang kekerasan. Ia mendukung polisi untuk mengambil tindakan tegas.

Ia membahas kerusuhan tersebut dengan para menteri senior pada hari Sabtu, kata kantornya. Kerusuhan terakhir kali terjadi di Inggris pada tahun 2011 ketika kekerasan yang jauh lebih besar terjadi, dengan ribuan orang turun ke jalan selama lima malam setelah polisi menembak mati seorang pria kulit hitam di London.

Pada Jumat malam, ratusan demonstran anti-imigrasi di Sunderland melemparkan batu ke arah polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara di dekat sebuah masjid, sebelum membalikkan kendaraan, membakar mobil, dan menyalakan api di dekat kantor polisi.

"Ini bukan protes. Ini adalah kekerasan dan kekacauan yang tidak dapat dimaafkan," kata Mark Hall, kepala polisi daerah Sunderland, kepada wartawan pada hari Sabtu.

Beberapa protes lebih lanjut direncanakan pada hari Ahad (4/8/2024).

photo
Seorang pengunjuk rasa melempar batu saat melakukan protes di Liverpool, Inggris, Sabtu Sabtu (3/8/2024). Aksi tersebut merupakan buntut dari serangan penikaman pada hari Senin di Southport, yang menewaskan tiga anak kecil. - (James Speakman/PA via AP)

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement