Kamis 01 Aug 2024 17:19 WIB

Terungkap Pesan Terakhir Ibu dan Anak Sebelum Ditemukan Tinggal Kerangka, Kecewa ke Ayah?

Polisi juga menemukan pesan di USB yang berisi rasa kekecewaan.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pesan diduga ditulis oleh dua orang korban Iguh Indah Hayati (55 tahun) dan Elia Putra (24 tahun) yang telah menjadi kerangka manusia terpampang di tembok dinding rumah mereka di Perumahan Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat. Pesan tersebut diduga ditujukan untuk suami dan ayah korban Mudjoyo Tjandra.
Foto:

Tri mengaku masih melakukan analisis terhadap pesan kekecewaan yang ditujukan kepada suami korban. Pihaknya juga tengah mencocokan tulisan yang ada di dinding tembok rumah dengan tulisan yang dibuat sehari-hari.

"Sampai saat ini kami menganalisa (kekecewaan) terhadap suaminya. Terkait dengan kekecewaan, kekeluargaan dan kehidupan cuma sekedar itu," kata dia.

Sejauh ini, polisi sudah memeriksa sebelas orang saksi yaitu nama-nama yang tertera di tulisan di dinding, suami korban, ketua RT, ketua RW, tetangga dan keluarga korban.

Kesulitan ekonomi

Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartono sebelumnya membenarkan bahwa kedua korban semasa hidup sempat mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, mereka pun sempat dibantu oleh para tetangga di sekitarnya.

"Iya (betul)," ucap Tri saat dikonfirmasi, Rabu (31/7/2024).

Informasi yang dihimpun, keduanya sempat mengalami kesulitan keuangan. Bahkan, mereka pun beberapa kali menerima bantuan dari warga setempat.

Diketahui jika korban Indah Hayati merupakan istri kedua dari suaminya Mudjoyo Tjandra. Namun mereka berpisah sejak tahun 2015 dan terakhir berkomunikasi tahun 2018.

Sejumlah tulisan tangan yang diduga ditulis kedua korban berada di tembok rumah diduga berisi curahan hati mereka.

"Walaupun memang bukti petunjuk sudah ada, bukti pendukung sudah ada, kesimpulan pun bisa kita buat. Tapi tetap, kita harus bisa menjelaskan secara komperehensif dari A sampai Z bahwa permasalahan itu seperti ini," kata Tri.

Ai Suryati salah seorang tetangga korban  mengatakan pada tahun 2019 sebelum pandemi Corona terjadi sempat melihat korban. Ia melihat korban tengah melintasi rumahnya berangkat kerja di katering yang masih berada di lingkungan perumahan.

Setelah pandemi Corona berlangsung, ia mendengar jika korban tidak lagi bekerja di katering dan banyak menghabiskan waktu di rumah. Komunikasi dengan korban pun semakin jarang bahkan tidak pernah sama sekali.

"Makin ke sini makin pendiam dan tertutup," kata Ai.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement