Rabu 31 Jul 2024 13:18 WIB

Ini Ayat Alquran yang Dikutip Hamas Terkait Syahidnya Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh disebut sebagai syuhada bangsanya oleh Hamas.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh
Foto: life.com
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kepala biro politik kelompok perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh syahid dalam serangan di Teheran, Iran pada Rabu (31/8/2024). Kelompok Hamas mengutip ayat Alquran terkait wafatnya pemimpin mereka tersebut. 

Mereka mengutip surat Ali ‘Imran ayat 169 terkait kesyahidan tersebut. 

Baca Juga

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya,” tulis kelompok perlawanan tersebut dalam pernyataan yang diterima Republika.

Dalam Tafsir Ibnu katsir disampaikan bahwa ayat ini tentang Allah SWT yang memberitahukan tentang para syuhada bahwa meskipun mereka terbunuh di dunia ini, maka jiwa mereka tetap hidup dan diberi rezeki di rumah yang menetap (surga) di akhirat.

Tafsir itu bersandar pada riwayat Masruq. ”Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini. Dia menjawab, ‘Sesungguhnya kami telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal ini, dan beliau bersabda, “Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergelantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu, kemudian Tuhan mereka menengok mereka seraya berkata: “Apakah kalian menginginkan sesuatu?“ Mereka menjawab, “Apa lagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar masuk ke surga sesuka hati kami?“ Lalu Allah terus mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat kalau mereka tidak akan ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka merekapun menjawab, “Wahai Tuhanku, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad kami hingga kami dapat berperang lagi di jalanMu untuk kesekian kalinya.”’ Ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan sesuatu, akhirnya mereka ditinggal pergi."

tafsir Ibnu Katsir juga menerangkan, para syuhada yang terbunuh di jalan Allah hidup di sisi Tuhan mereka, mereka senang dengan apa yang mereka dapatkan berupa nikmat dan kebahagiaan, dan mereka juga bersukacita dengan orang-orang yang syahid di jalan Allah setelah mereka, yaitu orang-orang yang akan datang setelah mereka dan juga tidak merasa khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa depan, dan tidak merasa sedih atas apa yang mereka tinggalkan sebelumnya.

Hamas sebelumnya mengakui syahidnya pemimpin mereka Ismail Haniyeh. “Saudara pemimpin, syahid, mujahid Ismail Haniyeh pemimpin gerakan tersebut, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran,” bunyi pernyataan resmi Hamas.

Hamas mengatakan bahwa Haniyeh terbunuh dalam “serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran”. Garda Revolusi Iran telah mengkonfirmasi bahwa Haniyeh dibunuh bersama salah satu pengawalnya, lapor media pemerintah Iran.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut namun kecurigaan langsung tertuju pada Israel, yang telah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Selasa. Iran tidak memberikan rincian tentang bagaimana Haniyeh dibunuh, dan Garda Revolusi mengatakan serangan itu sedang diselidiki.

Analis di televisi pemerintah Iran segera menyalahkan Israel atas serangan itu. Israel sendiri tidak segera berkomentar namun sering kali tidak memberikan komentar terkait pembunuhan yang dilakukan oleh badan intelijen Mossad mereka. 

Belum ada reaksi langsung dari Gedung Putih. Pembunuhan tersebut terjadi pada saat yang genting, ketika pemerintahan Biden berusaha mendorong Hamas dan Israel untuk menyetujui setidaknya gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement