Jumat 26 Jul 2024 13:18 WIB

Nelayan Muara Angke Keluhkan Aksi Pencurian Pakai Alat Tangkap

Hasil ikan tangkapan nelayan di Teluk Jakarta kerap diambil oleh kapal pencuri.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapal nelayan Indonesia berlabuh dari Teluk Jakarta di Pelabuhan Cilincing, Jakarta Utara.
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Kapal nelayan Indonesia berlabuh dari Teluk Jakarta di Pelabuhan Cilincing, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para nelayan berkumpul di Rusun Muara Angke, Jakarta Utara, mengeluhkan kepada Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya terkait maraknya pencurian alat tangkap ikan berupa jaring di perairan Teluk Jakarta. Sayangnya, para pelaku masih bebas berkeliaran.

"Pencurian ini marak sejak 2021, sudah ribuan alat jaring yang hilang dengan kerugian kurang lebih Rp 650 juta," kata perwakilan nelayan Kampung Warung Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Charida pada kegiatan "Ngopi Kamtibmas" di Jakarta, Kamis (25/7/2024) malam WIB.

Baca: Bertemu Wapres, KSAL Akui Bahas Keamanan Laut China Selatan

Dia mengaku sudah melapor ke Tanjung Pasir bagian dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok hingga organisasi nelayan, namun sampai sekarang belum ada respons. Charida mengatakan, sudah hampir lebih dari 10 tahun terakhir para nelayan kecil mengalami kerugian akibat kehilangan alat tangkap.

"Sebuah alat tangkap setidaknya memiliki nilai sekitar Rp 250 ribu-Rp 350 ribu per buah untuk jaring yang sudah siap pakai," kata Charida.

Menurut dia, para pencuri jaring membuat banyak para nelayan bangkrut. Charida pun berharap kepolisian perairan lebih aktif dalam melakukan penyelidikan. "Kalau kami main hakim sendiri dianggap melanggar hukum, tapi dari instansi berwenang tidak ada tindak lanjut," katanya.

Baca: Pangkoopsudnas Ikut Terbang dan Bermanuver Bersama Jet Rafale

Charida bersama komunitas nelayan merasakan perairan Teluk Jakarta semakin tidak aman terkait aksi pencurian alat tangkap atau jaring. "Mudah-mudahan kami mendapatkan solusi. Kami berharap pengamanan di Perairan Teluk Jakarta lebih maksimal dan ketika ada laporan kehilangan jaring dari nelayan segera ditindaklanjuti oleh petugas kepolisian," kata dia.

Tokoh Masyarakat Nelayan Rajungan Muara Angke, H Diding Setiawan berharap, ada kolaborasi antara kepolisian perairan dan para nelayan dengan melakukan patroli bersama secara rutin. Dia mengajak Polairud Polda Metro Jaya patroli bersama di laut antara nelayan.

Diding mendorong Polairud untuk menyikapi permasalahan itu dan mencari alat bukti berupa jaring nelayan. Dia menyampaikan, jaring-jaring tersebut dijual oleh maling di dalam karung ke wilayah Karawang, Jawa Barat.

Baca: Konsul RI di Tawau Serahkan Surat Tauliah kepada Yang di-Pertua Negeri Sabah

"Kapal pencuri dan kapal nelayan beda, semua bisa kontrol di Tanjung Karawang bawa mesin tempel dua, ada kapal induk yang menampung. Mereka beroperasi dari jam tiga Subuh sampai jam delapan pagi. Kapal maling dan kapal kita beda jauh, kapal kita tidak bisa mengejar kapal mereka," kata Diding.

Dia menyebut, para penadah hasil curian jaring tersebut biasa menjual di daerah perairan sekitar Muara Gembong, Muara Kutul, dan sekitarnya. "Mereka menjual hasil curian mereka dari jaring kami, mereka jelas-jelas merampok hasil laut dan jaring," ucap Diding.

Sementara Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Metro Jaya, Kompol Untung Widodo mengucapkan terima kasih atas informasi dan kehadiran komunitas nelayan dengan pihaknya. "Kami di sini untuk memberikan pendampingan terhadap hal-hal yang meresahkan. Kami terus berupaya merespons semua keluhan yang ada," kata Untung.

Dia menjelaskan terkait banyaknya laporan dari nelayan yang belum ditindaklanjuti polisi perairan selama beberapa waktu terakhir. Menurut Untung, sebagai penyidik harus ada minimal dua alat bukti, selain keterangan saksi, harus ada juga alat bukti bahwa jaring tersebut milik bapak.

"Kedepannya perlu di dokumentasikan ciri jaring yang dicuri, kapan dibeli bahan jaring nya, semua perlu foto supaya untuk alat penyidikan bagi kami apabila terjadi pencurian," ucap Untung.

Ia mengaku ada yang tidak beres terkait banyaknya aduan dari nelayan terkait pencurian jaring tapi Dia ada penangkapan tersangka. "Dari sekian banyak laporan tapi tidak terungkap artinya itu ada yang tidak beres. Nanti kami bantu pasang GPS di jaring nelayan. Kita ada patroli rutin dan ada fungsi di markas, kami siap turun patroli bersama," ujar Untung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement