REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berkeliling ke sejumlah kota di Indonesia, mulai dari Ambon (13-17 Juni), Kendari (20-26 Juni), Labuan Bajo (28 Juni-2 Juli), Bali (4-13 Juli, Surabaya (14-19 Juli), akhirnya kapal ekspedisi Plastic Odyssey pun singgah di Jakarta sejak Senin (22/7/2024).
Kapal Plastic Oddysey yang asal Prancis ini masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, dengan tujuan melanjutkan eksplorasinya mendapatkan solusi atas pencemaran plastik di kawasan Asia Tenggara. Kapal Ekspedisi ini akan berada di Jakarta hingga 27 Juli 2024, melanjutkan pertemuan dengan para pemangku kepentingan, pakar pengelolaan sampah dan organisasi lingkungan dengan tujuan mengembangkan strategi komprehensif untuk memerangi polusi plastik.
Plastic Odyssey ini adalah sebuah organisasi global perintis yang berkomitmen memerangi pencemaran plastik di seluruh dunia, meluncurkan upaya inovatifnya di Jakarta guna menghadapi masalah sampah plastik yang menyebar luas di tempat pembuangan sampah, sungai, dan lautan kita. Mereka menggabungkan inovasi, edukasi dan juga mengajak masyarakat ikut terlibat memerangi sampah plastik ini.
Lewat teknologi sederhana yang inovatif dan dengan inisiatif pemberdayaan masyarakat, Plastic Odyssey berkeliling dunia dan singgah di sejumlah kota di Indonesia dengan tujuan memberikan pelajaran kepada masyarakat bagaimana cara mengolah sampah plastic menjadi sumber daya yang berharga.
Mereka juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi dan masyarakat setempat, mendorong solusi berkelanjutan guna mengembangkan ekonomi lokal yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyakarat setempat.
Banyak hal penting yang sudah mereka hasilkan sejak keberangkatan hampir dua tahun lalu yaitu mampu membangun jaringan global dengan sekitar 100 pengusaha yang dilatih di atas kapal, mengunjungi lebih dari 30 pusat daur ulang di lebih dari 20 negara, mengumpulkan lebih dari 300 anggota komunitas global di seluruh dunia, mendidik lebih dari 10.000 penjelajah muda tentang polusi plastik.
Kolaborasi dengan Kadin
Saat hadir di Jakarta, berdasarkan kerja sama yang dijalin dengan KADIN (Kamar Dagang Indonesia), pendiri Plastic Oddysey, Simon Bernard pun melakukan konfrensi pers di Menara Kadin Indonesia, Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Rabu (24/7/2024) pagi. Ia didampingi Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Energi Terbarukan Kadin Indonesia, Jaya Wahono. Menurut Jaya Wahono, kehadiran Plastic Oddisey di Jakarta sebagai pelabuhan terakhir di Indonesia, setidaknya mampu membantu warga ikut mengurangi sampah plastik.
Di Jakarta, Indonesia, pengelolaan sampah plastik melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang bekerja secara independen: pemerintah kota mengumpulkan sampah campuran, pemulung mengambil plastik secara manual, dan warga berkontribusi di bank sampah berbasis masyarakat.
Pendekatan yang terdesentralisasi ini mempersulit upaya untuk melacak dan memaksimalkan tingkat daur ulang plastik secara akurat. Meskipun ada upaya ini, tingkat daur ulang hanya 24%, dengan 76% sampah plastik sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan.
Mengatasi tantangan ini, ekspedisi dapat mendukung beberapa intervensi strategis: menerapkan praktik pemisahan pengumpulan dan sumber, program kesadaran dengan sekolah dan universitas, mengintegrasikan kegiatan pemulung dengan lembaga lokal, dan sistem bank sampah, mendirikan pabrik daur ulang kecil dan terdesentralisasi dengan teknologi sederhana di berbagai lokasi yang mudah diskalakan, dan menyarankan strategi untuk memasarkan produk yang terbuat dari plastik daur ulang, membantu mengembangkan ekonomi berkelanjutan bagi pemulung dan pengusaha lokal.
Plastic Odyssey juga berkolaborasi dengan sejumlah pakar dari Jawa dan Jakarta seperti Sungai Watch, Trash Hero, Ocean Kita, Waste4Change, dan lainnya guna memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah Jakarta. Dengan mendukung proyek lokal dan mendorong pertukaran pengetahuan, Plastic Odyssey mengejar tujuan yang sama yaitu ketahanan masyarakat dan pengelolaan lingkungan di seluruh negeri.
Plastic Odyssey juga menyelenggarakan lokakarya dan kegiatan utama di atas kapal dalam kemitraan bersama LSM lokal untuk berbagi pengetahuan tentang pengelolaan sampah plastik yang efektif. Sesi ini bertujuan untuk memberdayakan penduduk setempat dengan keterampilan praktis, mendorong praktik berkelanjutan yang ditemukan tim ekspedisi di benua lain, sambil belajar dari solusi yang ada di seluruh Jakarta.
Saat Konferensi pers di Jakarta bersama Kadin Indonesia, hadir sekitar 50 peserta lebih termasuk perwakilan kementerian setempat, kedutaan besar, pers nasional, dan anggota masyarakat berkumpul, berdiskusi sebagai acara pra-Indonesia International Sustainability Forum (IISF).
Para pakar dari sektor konservasi kelautan dan lingkungan berkumpul membahas masalah kritis pengelolaan limbah laut. Diskusi lebih fokus pada teknologi pengelolaan limbah inovatif yang siap merevolusi upaya keberlanjutan di seluruh dunia. Inovasi ini menunjukkan bagaimana sampah plastik dapat diubah menjadi bahan-bahan yang berharga, seperti furniture, tas, sepatu dan lainnya.
“Aspek penting dari persinggahan kami di Jakarta, menandai tonggak penting dalam pengembangan ekosistem. Kami berharap untuk meluncurkan proyek percontohan di sini dan mencari partisipasi dari investor, organisasi lingkungan, masyarakat lokal, dan lembaga pemerintah. Bersama-sama, kami bertujuan untuk memajukan model pengelolaan limbah yang meningkatkan ekonomi lokal dan lingkungan. Ini menandai tonggak penting bagi Plastic Odyssey saat kami melanjutkan misi kami memerangi polusi plastik. Kami senang terlibat dengan masyarakat di sini, menjalin kemitraan dan memberdayakan penduduk setempat dengan solusi praktis untuk membangun lingkungan yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan,” ungkap pendiri Plastic Odyssey Simon Bernard.
“Bersama-sama, kami percaya pada kekuatan inovasi dan tindakan kolektif untuk mendorong perubahan yang berarti. Kolaborasi kami yang menjanjikan dengan Kadin Indonesia bertujuan mencapai solusi yang efektif dan terukur untuk polusi plastik di Jakarta dan di seluruh Indonesia,” tambah Simon Bernard.
Selain itu, kamar dagang dan industri regional akan menjajaki prospek bisnis yang menguntungkan yang sejalan dengan kemajuan ini. “Menyoroti komitmen kami, acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) dan Indonesia International Waste Treatment Technology (IIWTT) 2024 bertujuan mengkatalisasi solusi yang dapat ditindaklanjuti dan menjalin kemitraan kolaboratif. Bersama-sama, kami membayangkan masa depan di mana pengelolaan lingkungan dan kemakmuran ekonomi tumbuh beriringan,” kata Simon Bernard.
Setelah di Jakarta bertemu dengan Kadin Indonesia, Kedutaan Besar India, dan sejumlah Universitas dalam pengelolaan limbah, Kapal Plastic Odissey kemudian akan terus mengeksplorasi di Asia Timur seperti Singapura, Kamboja, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, dan Filipina selama enam bulan ke depan ke depan.