Ahad 21 Jul 2024 06:25 WIB

Perdana, Hizbullah Luncurkan Roket ke Permukiman di Israel Utara

Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan drone Israel.

Rep: Kamran Dikarma / Red: Satria K Yudha
Bendera Israel berkibar di samping api yang berkobar di kawasan dekat perbatasan dengan Lebanon, Israel utara di Safed, Rabu, 12 Juni 2024.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Bendera Israel berkibar di samping api yang berkobar di kawasan dekat perbatasan dengan Lebanon, Israel utara di Safed, Rabu, 12 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok Hizbullah untuk pertama kalinya meluncurkan serangan roket ke kibbutz (kota kecil/kolektif) di Israel utara, Sabtu (20/7/2024). Serangan tersebut merupakan balasan karena Israel melancarkan serangan drone sehari sebelumnya yang menyebabkan beberapa warga terluka. 

Hizbullah meluncurkan puluhan roket Katyusha di kibbutz Israel utara di Dafna. Militer Israel mengungkapkan, sekitar 45 proyektil terdeteksi melintas dari Lebanon ke Israel utara dalam tiga serangan terpisah. 

Baca Juga

Militer Israel mengatakan, mereka berhasil mencegat sejumlah proyektil yang memasuki negaranya. Namun beberapa proyektil lainnya berhasil mendarat dan jatuh di area terbuka. Israel menyebut serangan Hizbullah tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa maupun luka. Hantaman proyektil memicu beberapa kebakaran di Dataran Tinggi Golan. 

Sebelumnya, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah mengancam akan menyerang permukiman-permukiman baru di Israel jika Tel Aviv terus membunuh warga sipil di Lebanon. Dia mengatakan kematian warga sipil di negaranya melonjak dalam beberapa hari terakhir akibat serangan Israel. 

"Terus menyasar warga sipil akan mendorong perlawanan (Hizbullah) untuk meluncurkan rudal ke permukiman (Israel) yang sebelumnya tidak menjadi sasaran," ujar Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (17/7/2024).  

Sejak pecahnya perang terbaru di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, Hizbullah aktif meluncurkan serangan ke wilayah perbatasan selatan Israel. Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. Tel Aviv pun selalu merespons serangan-serangan Hizbullah.

Sejauh ini, lebih dari 100 warga sipil Lebanon tercatat meninggal akibat serangan Israel. Hizbullah juga sudah kehilangan lebih dari 300 anggotanya akibat pertempuran di wilayah perbatasan kedua negara.

Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. 

Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement