Jumat 19 Jul 2024 10:19 WIB

Puncak Jaya Papua Rusuh, Keluarga 'Pemerintah' tak Terima dan Bantah Kronologi Versi TNI

Salah satu yang meninggal adalah cucu tokoh Papua yang mendukung bergabung Indonesia.

Rep: Fitriyan Zamzami, Bambang Noroyono/ Red: Mas Alamil Huda
Tangkapan layar rekaman pembakaran mobil polisi dalam kerusuhan di Puncak Jaya pada Rabu (17/7/2024).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Kapendam XVII Letkol Inf Chandra Kurniawan mengatakan, anggota TNI menembak mati tiga terduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). TNI mengeklaim ketiganya selalu membuat teror di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.

"Memang benar, anggota Satgas Yonif RK 753/AVT, Selasa (16/7/2024) malam sekitar pukul 19.45 WIT melakukan penindakan dengan menembak terduga anggota OPM pimpinan Teranus Enumbi," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan dalam keterangan tertulisnya di Jayapura, Rabu (17/7/2024).

Baca Juga

Letkol Chandra menceritakan kronologi kejadian hingga ketiga korban ditembak aparat TNI. "Insiden itu berawal dari adanya dugaan keberadaan pimpinan OPM Teranus Enumbi bersama beberapa anggotanya yang memasuki permukiman warga di kampung Karubate, Distrik Muara dengan membawa senjata api," katanya.

Dengan adanya dugaan tersebut, kemudian direspons Satgas Yonif RK 753/AVT dengan melakukan penindakan terhadap gerombolan OPM tersebut. Saat akan ditangkap, kata dia, anggota OPM melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan ke arah prajurit sehingga dibalas untuk melumpuhkan mereka.

Tiga orang terduga OPM yang tewas adalah SW (33), YW (41), DW (36). Di TKP, lanjut Letkol Chandra, juga ditemukan satu pucuk senjata api jenis pistol rakitan serta bendera Bintang Kejora .

"Pimpinan OPM Teranus Enumbi berhasil lolos melarikan diri," kata Letkol Chandra tentang Teranus Enumbi yang merupakan salah satu pimpinan OPM yang masuk dalam DPO polisi terkait penyerangan ke aparat keamanan tahun 2018.

Adapun aksi kekerasan yang melibatkan Teranus Enumbi tercatat pada 19 Maret menyerang, menembak, dan membacok dua prajurit yakni Sertu Ismunandar dan Serka Salim. Selanjutnya, 30 Mei menyerang dan menembak tukang ojek Jainul (44), 31 Mei menyerang dan menembak warga sipil Prasetyo (33), dan tanggal 19 Juni penyerangan dan menembak tukang ojek Husen (39).

Namun, klaim itu dibantah keluarga korban. Salah satu korban ternyata cucu tokoh Papua yang mendukung wilayah itu masuk Indonesia melalui pemungutan suara pada 1969. Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement